15 Fakta Bir Menarik yang Belum Kamu Ketahui
By • Tuesday, 11 October 2016

Salah satu nilai plus dalam hidup adalah berpengetahuan luas, dari bagaimana cara mudah mengganti ban bocor sampai mengerjakan tiga pekerjaan sekaligus dengan cemerlang. Wadah yang tepat untuk ujuk gigi membanggakan hal tersebut bukan lain saat ngumpul bersama. Mengingat saat kumpul-kumpul dengan teman yang memiliki kesamaan hobi, kami ingin memberikan fakta menarik untuk disampaikan saat minum bir bareng.

Teguklah beberapa fakta random mengenai sejarah bir, nama brewery, Oktoberfest dan banyak hal lainnya di bawah ini bersama segelas Heineken-mu. Dijamin! Semua perhatian tertuju padamu.

  • Kaleng bir pertama kali dipakai di Amerika pada tahun 1933.
  • Penemu pertama kemasan botol bir coklat adalah Schlitz.
  • Sekitar 7.3 juta liter bir disajikan pada saat Oktoberfest.
  • Bir Dubbel Belgia dinamakan demikian sebab orang-orang pada zaman itu tidak bisa membaca.
  • Kamu bisa membuat bir versi George Washington! (Sebab ia menulisnya sendiri di buku catatan kecilnya)
  • Bir paling sukses dipasaran adalah Snow yang berasal dari Cina.
  • Kamu bisa mendinginkan bir hanya dalam hitungan 2 menit.
  • Pada masanya, Presiden Abraham Lincoln menetapkan pajak bir untuk membantu dana Perang Saudara di Amerika.
  • Heineken pertama kali dijual di Indonesia pada tahun 1937.
  • Di era 1960an, sekelompok orang Indonesia dikirim ke Eropa untuk belajar di sekolah brewing.
  • Bir merupakan minuman paling tua yang dibuat pada tahun 9500 SM.
  • Penelitian mengenai bir dan cara pembuatannya bahkan memiliki istilahnya sendiri yakni zythology. Istilah tersebut berasal dari kata Yunani “zythos” (bir) dan “logos” (pelajaran).
  • Negara peminum bir paling banyak adalah Ceko dengan rata-rata konsumsi bir per kapita mencapai hampir 40 galon setahun.
  • Bir paling mahal di dunia, Vielle Bon Secours, merupakan bir Belgia berharga senilai USD $1,000.
  • Ekeperimen dengan bir memiliki banyak bentuk, salah satunya datang dari John Lubbok, seorang peneliti Inggris dari abad ke-18. Ia mempelajari perilaku bir terhadap semut yang mabuk.

LR

Share this :