6 Mitos Mengenai Bir yang Nggak Seharusnya Kamu Percayai
By • Tuesday, 11 October 2016
Tags : / /

Beer Lovers, ada banyak mitos yang berseliweran tentang bir. Dari kemasan hingga rasa, informasi-informasi layaknya kepercayaan urban ini lebih banyak menimbulkan pertanyaan daripada pengetahuan. Setelah beberapa artikel berusaha membongkar mitos yang berseliweran tentang mitos bir, kami kembali menyuguhkan beberapa mitos mengenai bir yang nggak seharusnya kamu percayai.

“Kamu nggak bakal suka bir.”

tmg-article_tall

Ketika seseorang berkata mereka tidak suka bir, Sembilan dari sepuluh orang hanya belum menemukan style bir kesukaannya. Oleh karena itu, pengetahuan akan gaya bir sangat dibutuhkan. Kamu bisa menemukan style bir kesukaanmu dengan mencoba bertanya dengan bartender atau cukup cek di sini.

“Bir harusnya disajikan dingin.”

tl-horizontal_main

Menurut Bryan Carey penulis di Great Beer Now, bir sebaiknya disajikan di rentang suhu 4.40 – 120 C, tergantung style birnya. Jika itulah rentang suhu terbaik menyajikan bir, mengapa bir di bar terkadang disajikan lebih dingin bahkan nyaris membeku? Jawabannya tentu berujung pada pihak korporat besar pembuat bir. Merekalah yang mempopulerkan hal tersebut lewat iklan-iklan mereka. Bir bersuhu lebih rendah dari yang disajikan akan mengurangi rasa bir bahkan dapat menyebabkan konsumsi yang lebih banyak.

“Lager merupakan bir ringan dan hampir tidak berasa apa-apa.”

beermyth

Sama seperti ale, lager juga mempunyai versi ringannya. Dopplebocks, rauchbier dan Baltic porters merupakan salah sekian diantara versi “berat” lager.

“Bir hitam selalu memiliki ABV tinggi.”

tl-horizontal_main2

Hanya karena warnanya yang mengintimidasi, bukan berarti bir hitam memiliki ABV lebih tinggi ketimbang varian bir lainnya. Kenyataannya, IPA memiliki konten alkohol lebih tinggi daripada oatmeal stout.

“Bir dalam kemasan botol lebih enak daripada bir kaleng.”

#3

Selama beberapa dekade, bir kemasan botol didesain khusus untuk kelas masyarakat tertentu. Sementara itu, kaum masyarakat bawah minum bir dari kaleng. Belakangan, trend tersebut lambat laun mulai bergeser. Mengapa hal tersebut terjadi? Jawabannya mudah saja, sebab kemasan bir kaleng dapat melindungi bir lebih baik dari pada kemasan botol.

“Bir sebelum minuman keras lainnya.”

Stone_Brewing_FB_c0-38-640-411_s885x516

Dimulai dengan segelas bir serta diakhiri dengan minuman berkonten alkohol tinggi lainnya menentukan bagaimana kamu bangun keesokan harinya. Kepercayaan ini telah berkembang dari zaman kuliah, saat-saat di mana seseorang baru merasakan enaknya minum minuman beralkohol. Tentu saja kepercayaan ini kurang tepat. Sebenarnya, kondisimu saat bangun lebih bergantung pada seberapa banyak kamu minum bukannya jenis minumannya. Jadi, kalau kamu minum segentong bir, kamu tetap akan merasa kepalamu terkena badai esok paginya. Harus #TahuBatasnya ya!

LR

Via : Thrillist