Hardtack, Bir Daur Ulang yang Terbuat dari Roti Sisa
By • Wednesday, 29 March 2017

Pernahkah kamu berpikir apa yang akan terjadi pada barang jualan sisa di toko roti? Apakah si pemilik toko sempat membagikan makanan tersebut pada orang yang membutuhkan makanan? Ataukah, mereka akan membuang roti tersebut? Rupa-rupanya sebuah microbrewery asal Skotlandia memiliki pemikiran lain dan ide yang terlintas dalam benak mereka berhubungan erat dengan pembuatan bir dari roti.

Roti roll sisa digunakan untuk membuat sebuah bir dalam kerja sama yang bertujuan untuk mengubah sampah makanan menjadi sumber daya energi bagi manusia. Proyek yang merupakan buah karya dari Jaw Brew dan toko roti Aulds ini diprakarsai oleh Glasgow Chamber of Commerce dan Zero Waste Scotland.

Microbrewery yang terletak di Hillington Park di Glasgow, Skotlandia, ini menemukan jika roti dapat digunakan menjadi bahan utama dalam mashed tanpa menambahkan gula fermentasi demi menghasilkan bir rendah alkohol. Hasilnya merupakan sebuah bir Blonde bernama Hardtack yang sekarang telah tersedia di pub lokal dan toko-toko spesial.

Aulds menyediakan suplai bread on a sale atau return basis, yang berarti aka nada banyak sisa roti di tiap-tiap harinya. Kebanyakan sisa makanan tersebut dikirimkan ke bank makanan, dan sisanya langsung diberikan ke Jaw Brew.

Pemilik brewery Jaw Brew, Mark Hazell, menatakan jika pihaknya merasa senang atas kerja samanya dengan Aulds dalam memproduksi sebuah bir sensasional yang juga membantu lingkungan. Ini dinilainya sangat pas dengan etos Jaw Brew sendiri.

Proyek tersebut dikenal sebagai bagian dari “The City Circle Scan of Glasgow,” dipimpin oleh Glasgow Chamber of Commerce dalam kolaborasinya dengan Zero Waste Scotland, Circle Economy dan Glasgow City Council.

Berita ini bukanlah yang pertama terdengar di industri bir. Sebelumnya telah ada yang muncul dengan ide mendaur ulang roti menjadi bir. Dalam perkembangannya, daur ulang bahan makanan menjadi bir dapat membuahkan hasil yang lebih baik entah dari sisi perekonomian, lingkungan, maupun keberagaman bir secara luas.

 

LR

Via : BBC

Share this :