Bir Kriya, Penemuan Abad Ke-21?
By • Wednesday, 31 May 2017

Banyak orang mengira, maraknya pembukaan brewery dengan penawaran bir yang unik menandakan bahwa bir kriya adalah penemuan abad ke-21.

Antara tahun 2006 dan 2016, jumlah pabrik bir Amerika yang kebanyakan memproduksi bir kriya memang meningkat drastis dari 1.460 menjadi 5.301. Bahkan pada awal tahun 2017, dua pabrik bir Amerika baru dibuka setiap harinya. Lonjakan bir kriya ini sesuai dengan antusiasme konsumen terhadap makanan artisan dan kecenderungan untuk “merevitalisasi” lingkungan industri saat ini di penjuru negara.

Namun, bir kriya Amerika ternyata jauh lebih tua daripada nanobrewery yang mungkin kamu pernah dengar namanya di internet. Banyak home brewers mulai merintis bisnisnya dari basement di Pantai Barat pada tahun 1960an dan awal 1970an, saat pembuatan bir di rumah masih ilegal. Bosan dengan lager ringan, mereka menemukan inspirasi dari bir bergaya Inggris, Belgia, dan Jerman selama mereka melakukan perjalanan militer atau mengenyam pendidikan di luar negeri. Motivasi juga datang dari industri wine California, Anchor Brewing Company (1965) milik Fritz Maytag dan New Albion Brewing Company (1976) milik Jack McAuliffe di Sonoma County, California. Selain itu, ada juga kelas pembuatan bir di University of California di Davis yang melatih orang-orang yang akan beralih dari pembuatan bir rumahan ke profesional, dan memulai revolusi craft beer.

Tak hanya Amerika, revolusi craft beer juga terjadi di Inggris pada tahun 1960-1970an. Muncul gerakan dari para enthusiastic drinkers untuk membuat Camra atau Campaign for Real Ale. Camra meningkatkan kesadaran tentang warisan bersejarah dan mendengungkan ‘revolusi rasa’ yang melanda seluruh Inggris. Orang-orang Inggris bepergian ke luar negeri, mencoba makanan dan minuman asing, sehingga mereka sadar bahwa banyak rasa di luar sana yang belum dieksplor pada makanan dan minuman di Inggris . Dari gerakan kecil ini ternyata membawa pengaruh yang besar.

Pembuat bir kriya awalnya bersusah payah masuk ke pasar yang didominasi oleh big beer. Mereka terus mencoba untuk menembus pasar dan perlahan mulai mengubah selera konsumen dengan memperkenalkan porter, stout, dan bir bergaya hoppy. Kesuksesan generasi awal ini akhirnya berhasil membuka jalan bagi banyak brewer saat ini, yang menemukan investor dan konsumen yang antusias saat mereka bereksperimen dengan ragi liar, bir yang dituakan di barrel, dan masih banyak lagi.

 

AM
Via Washington Post

 

Share this :