Merayakan Keberagaman Dengan Guinness One Indonesia Edition
By • Monday, 16 October 2017

Kiprah Guinness, sebagai salah satu pemain bir di Indonesia, bisa dibilang sudah cukup lama. Sebuah bukti tidak resmi menyatakan kalau bir hitam ini sudah muncul di Indonesia circa 1930-an. Namun sejarah Guinness di Indonesia secara resmi baru dimulai di tahun 1973, saat Guinness Overseas LTD. mendirikan PT Guinness Indonesia dibawah kepemimpinan Patrick Lawlor. Lalu di tahun 1974, Guinness memulai produksi lokal dengan PT Multi Bintang Indonesia yang varian produknya masih beredar hingga kini, seperti Guinness Foreign Extra Stout yang dijual secara luas di Asia, Karibia, dan Afrika.

Sebagai lanjutan dari kampanye “Together We Are More”, sekaligus juga merayakan batik sebagai simbol pemersatu bangsa, Guinness bekerja sama dengan dua seniman yang namanya sudah cukup terkenal di jagat seni rupa Indonesia; Darbotz (seniman graffiti) dan Ykha Amelz (illustrator). Kedua seniman ini digandeng oleh Guinness untuk mendesain kemasan edisi terbatas Guinness One Indonesia Edition dengan menggunakan motif batik berupa elemen-elemen kontras yang menggambarkan bahwa perbedaan itu dapat disatukan dan menciptakan sesuatu yang lebih bermakna.

Tema batik menjadi pilihan kampanye Guinness tahun ini karena batik dianggap sebagai sesuatu yang mampu menjadi pemersatu Indonesia. “Dalam masyarakat yang semakin terkotak-kotak, batik hadir sebagai salah satu simbol semangat kebersamaan Indonesia. Tahun ini, kami merayakan Batik sebagai ‘seragam’ persatuan Indonesia dan mempertemukan dua desainer Indonesia yang luar biasa berbakat untuk mendesain kemasan Guinness edisi terbatas yang ketiga,” ujar Assistant Chief Representative Officer for Diageo in Indonesia, Adrienne Gammie, seperti yang dikutip dari rilisan pers yang kami terima. “Kemasan One Indonesia Edition tersedia untuk produk Guinness Foreign Extra Stout dan Guinness Zero, sebagai apresiasi Guinness terhadap benang merah yang menyatukan keberagaman Indonesia dan menjadikan bangsa yang hebat bersama-sama,” lanjutnya lagi.

Guinness One Indonesia Edition terinspirasi oleh prinsip Pancha Mahabhuta yang menggabungkan unsur-unsur yang bertolak belakang seperti Api (Teja) dengan Air (Apah) dan Bumi (Perthiwi) dengan Udara (Bayu) untuk menciptakan pola yang harmonis dan menyatu. Desainnya merupakan perwujudan dari semangat masyarakat Indonesia pada umumnya (Sukhsma Sarira) yang tercermin dalam kerja tim (gotong royong), pengambilan keputusan bersama (musyawarah untuk mufakat), dan pedoman nasional Bhineka Tunggal Ika. Motif batik pada masing-masing elemen melambangkan akar sejarah bangsa yang kuat dan kesatuan bangsa yang kokoh. Di sini, Darbotz merepresentasikan desain air dan api, sementara untuk desain yang mewakili unsur bumi dan udara dipercayakan sepenuhnya kepada Ykha Amelz.

Selain adanya kemasan khusus One Indonesia Edition, Guinness melalui media digital juga memperkenalkan sebuah film pendek yang menggambarkan kolaborasi kedua desainer dalam menciptakan sebuah karya yang menampilkan simbol semangat kebersamaan dalam keberagaman masyarakat Indonesia yang menjadikan momen kebersamaan lebih bermakna.

Kamu juga dapat berkesempatan untuk ikut serta dalam merayakan keberagaman dengan produk Guinness One Indonesia yang tersedia, seperti Guinness Foreign Extra Stout pint, kuart, dan kaleng ataupun Guinness Zero Original di gerai resmi di seluruh Indonesia mulai Oktober hingga Desember 2017 ini.

Jangan lupa untuk mengunjungi laman Facebook Guinness disini, atau ikuti tagar #BatikUnites #GuinnessBatikFridays di media sosial untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai acara dan perayaan- perayaan mendatang.

Cheers!

Share this :