Karya Seni dari Tutup Botol Bir
By • Monday, 16 January 2017

John Taylor-Lehman, 57, adalah seorang beer connoisseur — bukan minumannya, melainkan tutup botol bir yang berwarna-warni.

For the sake of art, ia mengumpulkan dan memukul tutup botol Budweiser, Corona, Dos Equis, Stella Artois, Yuengling dan merek bir lainnya untuk dijadikan mosaik tiga dimensi.

Ia mengumpulkan dan menyortir ribuan tutup botol berdasarkan warna. Menurutnya, warna yang paling sulit ditemukan adalah warna oranye, yang untungnya bisa ia temukan di Sam Adams Summer Ale.

Sejauh ini, ia sudah menggunakan lebih dari 30.000 tutup botol, yang kebanyakan didonasikan oleh teman-temannya.

“Saya peminum bir, tapi saya tidak minum sebanyak itu,” jelasnya.

CAPtivate adalah nama pameran yang menampilkan karya para seniman dari Zanesville pada 10 Maret mendatang di Ohio State University Faculty Club.

Karya Taylor-Lehman, tanpa terdengar terlalu gimmicky, memiliki pola dan warna yang menarik. Biasanya karyanya terinspirasi dari perjalanannya dan ketertarikannya pada alam.

Misalnya, karyanya yang berjudul “Raven Recovery” menunjukkan potret mewah seekor burung gagak dengan latar belakang tutup botol berwarna merah dan emas.

raven

Menurut Duff Lindsay, pemilik Lindsay Gallery di Short North, karya Taylor-Lehman adalah sebuah pendekatan kontemporer dari tradisi seni tutup botol yang sudah ada di dunia seni rakyat. “Karyanya modern dan clean-lined. Dari jauh, karyanya yang datar ini terlihat seperti lukisan.”

Pekerjaan Taylor-Lehman sebenarnya bukanlah full-time artist, melainkan ilmuwan spesialisasi botani lulusan Kent State dan Ohio State Universities. Ia bahkan mengajar sains selama 30 tahun di Dresden, Ohio. Ia merasa bahwa seniman dan ilmuwan adalah orang-orang yang kreatif dan saling terhubung dengan dunia, maka itu ia menggunakan tutup botol bir agar materi tersebut tidak hanya menjadi sampah.

Proses pembuatan karya ala Taylor-Lehman dimulai dengan sketsa ide di triplek, kemudian ia mencari tutup botol untuk menvisualisasikannya. Tutup botol tersebut akan dipukul, kemudian ditempel dengan lem tembak.

Ia biasanya meratakan tutup botol tersebut dengan palu, tapi ia dan butuh sistem yang lebih efisien.

Setelah berkonsultasi dengan Columbia Machine Co. di Zanesville dan insinyur mekanik dan aerospace di Ohio State, ia menemukan solusinya lewat kerjasama dengan guru di Tri-Valley High School industrial-arts, Mike Rauch. Mereka memodifikasi pemecah batang pohon yang bisa memukul tutup botol dengan kecepatan yang impresif.

Kreatif!

 

AM
Via The Colombus Dispatch

Share this :