Katakan Tidak Pada Miras Oplosan!
By • Thursday, 26 October 2017

Berita-berita kematian akibat minuman oplosan yang kerap menghiasi laman-laman surat kabar akhir-akhir ini, baik cetak maupun online, dirasa bukan sesuatu yang mengejutkan lagi. Tragis memang. Namun semakin sering diberitakan justru tidak membuat sebagian orang jera atau mengurungkan niatnya untuk mengkonsumsi minuman oplosan tersebut.

Hampir setiap hari atau minimal dalam satu minggu ada saja berita kematian yang disebabkan oleh minuman oplosan yang terjadi di pelosok Indonesia. Dan baru-baru ini yang terjadi adalah empat orang tewas di Cipayung, Jakarta Timur, akibat mengkonsumsi miras oplosan yang dicampur dengan jengkol. Bagi sebagian orang mungkin hal ini sesuatu yang lucu. Kok bisa-bisanya mencampur oplosan dengan jengkol? Tapi buat kami, ini seperti bunyi alarm tanda bahaya yang sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Indonesia darurat miras oplosan!

“Alarm tanda bahaya dari miras oplosan tidak bisa ditoleransi lagi.”

Ironisnya, yang menjadi korban di sini mayoritas masih berusia belasan tahun. Usia di mana rasa penasaran akan sesuatu hal yang dianggap keren masih menggebu-gebu dan bisa berakibat fatal jika tidak mendapatkan pengarahan yang baik. Mengkonsumsi minuman beralkohol atau minuman keras bukan untuk ajang pembuktian keren atau tidak. Pun dengan miras oplosan. Masih untung kalau hanya mengalami kebutaan akibat oplosan. Kalau sampai harus bertemu dengan Yang Maha Kuasa sebelum waktunya gimana coba?

Ok, buat yang belum paham mengenai apa itu miras oplosan, kami akan coba sedikit memberikan pengertian tentang “racun” yang sangat berbahaya ini. Berbeda dengan minuman beralkohol atau minuman keras yang diproduksi sesuai dengan aturan resmi dan dibawah pengawasan ketat dari pemerintah serta institusi terkait, minuman keras oplosan merupakan hasil eksperimen asal-asalan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan isi serta efek samping yang dihasilkan ketika kita mengkonsumsinya. Biasanya bahan dasar yang digunakan adalah vodka yang diproduksi lokal, anggur merah, serta bir.

Sebagai contoh, dalam proses pembuatan minuman beralkohol yang resmi, alkohol yang terkandung di dalamnya adalah jenis ethanol yang merupakan alkohol hasil fermentasi dan distilasi oleh ragi. Sementara di miras oplosan, kandungan alkohol seperti methanol atau spirtus kerap banyak ditemukan di dalamnya. Methanol sangat mudah diserap oleh tubuh manusia dan memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh serta bisa mengakibatkan kematian. Jenis alkohol ini sendiri umum digunakan sebagai bahan industri yang digunakan untuk pelarut, pembersih, atau penghilang warna.

“Minum miras oposan tidak keren. Tragis iya.”

Tidak jarang pula alkohol 70% yang kerap digunakan untuk membersihkan luka juga digunakan sebagai bahan campuran miras oplosan. Pokoknya dalam prinsip miras oplosan, “Selama semua masih bisa dicampur dan hasilnya memabukkan, sikat!” Semakin cepat mabuk, semakin asik. Ini jelas pemahaman yang sangat keliru, teman-teman. Kamu tidak akan terlihat cool meski mampu menghabiskan berpuluh-puluh botol minuman beralkohol. Apalagi sampai mati gara-gara miras oplosan. Keren tidak, tragis iya.

Beberapa miras oplosan yang kerap dikonsumsi atau menjadi “oplosan favorite” di antara penggunanya antara lain adalah oplosan yang dicampur dengan minuman keras atau minuman beralkohol lainnya (seperti bir, misalnya) dan oplosan yang dicampur dengan obat-obatan lainnya seperti obat anti nyamuk dan obat tetes mata. Selain membahayakan kesehatan, ini juga dapat memberikan preseden yang buruk bagi citra bir yang notabene merupakan hasil produksi yang dilakukan secara resmi dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Bukan hal yang aneh lagi kalau sekarang terjadi kematian akibat mengkonsumsi miras oplosan yang pertama kali dituding sebagai biang kerok kematian adalah birnya, bukan apa yang terkandung dalam oplosan mematikan tersebut.

Seperti yang sudah disinggung di atas, meski banyak berita yang mengangkat bahaya dari miras oplosan, orang seakan-akan tidak perduli dan bahkan tidak takut untuk tetap mengkonsumsi miras oplosan. Peran keluarga, lingkungan, serta pemerintah masih dianggap sangat perlu untuk melakukan edukasi terhadap bahaya miras oplosan.

“Jika kamu ingin mengkonsumsi minuman beralkohol, ada bir yang didistribusi secara resmi.”

Kami juga heran sebenarnya, apa sih yang dicari dari miras oplosan? Jika dilihat dari materi campurannya, jujur saja, kami sudah kehilangan selera duluan haha! Coba bayangkan, hanya untuk sekedar mencari sensasi mabuk, orang sampai rela mempertaruhkan nyawa. Padahal jelas-jelas sudah ada bir, minuman yang diproduksi dan didistribusikan secara resmi jika kamu ingin mengkonsumsi minuman beralkohol, dan yang pasti sudah berusia 21+ tentunya. Tapi meski demikian, tetap saja bir harus dinikmati secara bertanggung jawab. You are what you drink. Kalau masih ingin terlihat keren karena bisa mengkonsumsi minuman beralkohol, secara mental orang tersebut belum siap.

Jadi, kalau masih ada orang yang mengkonsumsi miras oplosan di sekitar lingkunganmu, jangan ragu-ragu untuk menegur mereka ya. Menjadi mati karena miras oplosan bukanlah hal yang pantas dibanggakan. Lebih baik mengkonsumsi minuman beralkohol yang diproduksi secara legal dan sesuai aturan, asalkan sudah berusia di atas 21+ dan tetap #TahuBatasnya ya.

Cheers!

Share this :