Menikmati Bir Adalah Seni
By • Saturday, 2 July 2016
Tags : / / /

Adalah almarhum ayah saya yang pertama kali mengenalkan saya dengan bir. Saat itu saya masih berseragam SMA dan belum terlalu perduli dengan falsafah dan etika minum yang baik dan benar. Menikmati bir dan minuman beralkohol lainnya secara bersamaan tanpa memikirkan efek sampingnya sama sekali belum terlintas di kepala saat itu. Meminjam istilah yang sering digunakan oleh banyak orang: “Namanya juga anak muda…”

Tapi tentu saja, walau namanya anak muda, sejalan dengan waktu pasti akan banyak juga hal-hal yang dipelajarinya. Termasuk saya, yang secara perlahan-lahan belajar bagaimana menikmati bir dan minuman beralkohol lainnya secara benar dan bertanggung jawab. Proses pembelajaran “minum” ini tidak saya dapatkan dari buku atau membaca artikel-artikel tentang bagaimana meminum bir dengan baik dan benar, tapi lebih dari pengalaman langsung. Sudah tidak terhitung berapa kali saya pulang dalam keadaan mabuk berat hingga pernah sampai dua kali “menginap” di sebuah bar karena tidak sanggup lagi mengemudi sampai ke rumah.

Minum bir buat saya bukan hanya sebatas menikmati minuman berkadar alkohol 5%, bersenang-senang, dan seterusnya. Menikmati segelas bir dingin adalah bentuk sebuah apresiasi seni.

Banyak pabrik bir maupun brewery di seluruh dunia yang sudah memproduksi bir-bir dengan rasa yang menakjubkan di lidah dan kini giliran kita untuk berkontribusi sebagai penghormatan terhadap bir yang sudah diciptakan tersebut dengan menuang dan meneguknya.

Dalam menikmati bir, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Ada yang langsung diminum dari botol atau kaleng, namun ada juga yang memilih untuk meminum bir dengan gelas yang dituang dari beer tap. Tidak ada yang salah dari kedua cara tersebut. Semua sah-sah saja. Tiap orang pasti memiliki rasa nyamannya sendiri dalam menikmati bir. Saya sendiri adalah tipe orang yang senang minum draught beer.

Ok, berhubung saya termasuk golongan yang lebih suka menikmati bir dengan gelas, saya mau berbagi sedikit tentang dua faktor esensial yang kerap terabaikan oleh penikmat bir pada umumnya, yaitu pouring & tasting. Mungkin sebagian dari kita tidak terlalu perduli dengan cara penuangan bir ke dalam gelas. Yang penting gelas terisi penuh dan bisa diminum, tidak peduli busanya berceceran atau malah tidak ada busa sama sekali.

Proses menuang bir ke dalam gelas itu adalah sebuah seni dan merupakan bagian terpenting yang dapat mempengaruhi pengalaman kita dalam menikmati bir. Saat keran dari beer tap mulai dilepaskan dan bir mulai membasahi dinding gelas, aroma dan rasanya akan semakin terasa dan mengalami sedikit perubahan, tergantung juga dari tipe gelas yang digunakan.

Lalu bagaimana sih cara kita menuang bir yang baik dan benar? Jika kita pergi ke sebuah bar dan memesan segelas bir dari bartender, tentu kita tidak serta merta dapat menuang bir dengan sendirinya dari kegerator meski di antara kita ada yang mengerti dengan baik bagaimana menuang dan menyediakan bir secara tepat dari mesin bir tersebut. Langkah-langkah berikut ini bisa kamu jadikan pedoman untuk melakukan pouring yang tepat:

  1. Gunakan gelas yang bersih. Gelas kotor yang berminyak atau mengandung residu dari bir sebelumnya akan sangat mempengaruhi rasa dari bir yang akan kamu minum.
  2. Genggam gelasmu dengan sudut kemiringan 45 derajat saat memulai proses penuangan bir.
  3. Saat gelas mulai terisi setengahnya, atur arah sudut kemiringan gelas sebanyak 90 derajat dan biarkan bir terus mengalir. Ini berguna untuk membentuk busa yang sempurna di bibir gelas.

Ketika kita ingin menganalisa sebuah bir, kita tidak dapat secara langsung meminumnya lalu berkata bahwa bir itu enak atau sebaliknya. Memang, untuk urusan mencipipi bir setiap orang punya caranya sendiri dan itu sifatnya subjektif. Namun ternyata urusan cicip-mencicipi bir ini juga ada langkah-langkahnya, yang jika diikuti dengan benar, akan membuat pengalaman minum birmu naik sampai ke level zen. Haha!

Saat bir sudah tersaji di depan mata, jangan terburu-buru untuk menenggaknya. Perhatikan dahulu dengan seksama keindahan dari bir yang akan kamu minum lalu secara perlahan mulai angkat gelasnya dan deskripsikan warna, busa, serta konsistensi yang terkandung di dalamnya. Aduk gelas birmu secara perlahan. Ini akan membantu bir dalam merangsang aroma serta menstimulasi proses karbonasi. Hirup secara perlahan aroma dari bir tersebut hingga kamu mendapatkan komposisi aroma yang sempurna dan tidak terlalu kuat.

Nah, ini bagian yang paling menyenangkan: taste your beer. Jangan pernah terburu-buru dalam meminum gelas pertamamu. Biarkan indera perasa bermain di ruang mulutmu. Bagian atas lidah akan mendeteksi rasa manis, sisi lidah akan merasakan rasa yang asin, bagian bawah lidah akan memberi sinyal keasaman, dan bagian belakang dari lidah yang sangat sensitif terhadap rasa pahit. Satu hal lagi yang cukup krusial ketika mulut dan indera perasa kita bereksplorasi dengan bir tersebut adalah saat kita menghembuskan nafas. Proses ini dikenal dengan istilah retro-olfaction, di mana proses ini lah yang membantu otak kita untuk memberikan persepsi dari rasa bir yang kita minum.

Apa yang saya tulis ini hanya sekedar berbagi perspektif tentang bagaimana menikmati bir secara baik dan benar tanpa bermaksud menggurui. Sebagai bentuk penghormatan saya terhadap minuman yang dibuat dengan penuh cinta dan ketekunan. Apa pun caramu menikmati bir, itu adalah pilihanmu. Yang terpenting adalah minum dengan penuh tanggung jawab dan tetap tahu batasnya.

Cheers!

Share this :