Stone Head, Bir Kriya Lintas Negara Thailand dan Kamboja
By • Monday, 31 July 2017

Banyak jalan menuju Roma – sepertinya inilah yang dipercaya oleh sebuah craft brewery asal Thailand, Stone Head.

Meski tak berhasil memproduksi di negaranya sendiri, mereka akhirnya mewujudkan mimpinya di Kamboja.

Industri bir kriya pada dasarnya ilegal di Thailand. Undang-undang di negara tersebut menyatakan bahwa produsen bir harus memiliki produksi minimum sepuluh juta liter per tahun, yang jumlahnya sekitar 30.000 botol. Sedangkan, Stone Head menghasilkan sekitar 2 persen dari target itu setiap tahunnya.

Perusahaan juga harus memiliki sekitar US $ 300.000 sebagai modal awal. Jika mereka tetap menjalankan produksi, seperti yang banyak dilakukan secara rahasia, mereka akan menghadapi hukuman penjara atau denda dari pihak berwenang.

“Membuat bir adalah ilegal bagi produsen skala kecil seperti kami, jadi setiap orang yang melakukannya berarti melakukan hal yang ilegal. Jadi, kami berpikir bahwa kami perlu menemukan tempat untuk melakukannya secara legal, “kata Dusadee.

Mereka terpaksa pindah ke Kamboja, di mana akhirnya produksinya dimulai dua tahun lalu.

Stone Head memproduksi bir yang belum pernah ada sebelumnya, menggunakan bahan yang bersumber dari daerah setempat seperti sereh, lengkuas, dan kacang polong. Bahan-bahan tersebut biasanya digunakan untuk membuat teh manis, namun dimodifikasi untuk menciptakan bir gandum berwarna ungu terang.

Begitu juga Black Bean Bock, yang memiliki aroma vanila, mentega, dan kacang hitam yang kuat, terinspirasi oleh makanan penutup tradisional Thailand yang disajikan dengan sticky rice. Hasilnya adalah bir yang kompleks, full-bodied dengan rasa manis yang melekat.

Head brewer, Sermsak Tangsiripatpron, mempelajari obat herbal sebelum terjun ke pembuatan bir di bawah pengawasan Wichit Saiklao, yang dianggap sebagai ketua bir kriya Thailand yang revolusioner. Sermsak adalah salah satu murid pertama sang beer master.

“Bir ini lebih populer di kalangan hipster yang menginginkan sesuatu yang berbeda. Tren baru muncul dalam dua atau tiga tahun terakhir dan jumlah produsen semakin meningkat,” jelasnya.

AM
Via Channel News Asia 

Share this :