Let’s Beergembira vol. 10: Craft Beer Tasting
By • Monday, 31 October 2016

Hellowww, beer lover! Mungkin sudah lebih dari 5 kali kami mengadakan acara beer tasting, baik itu di Jakarta maupun di luar Jakarta, dengan produk-produk bir yang namanya sudah lumayan dikenal oleh para penikmat bir. Sebut saja, Bir Bintang, Heineken, Bintang Radler, Anker Beer, San Miguel, Guinness Stout, dll. Bir-bir tersebut bisa dibilang merupakan produk yang di-brew oleh perusahaan bir besar yang distribusinya pun sudah mencakup wilayah yang sangat luas.

Beberapa waktu lalu kami pernah membahas mengenai trend dari craft beer yang, well, saat itu belum terlalu populer di sini. Mungkin di antara teman-teman ada yang pernah mencicipi craft beer? Sungguh diberkatilah kalian :). Popularitas craft beer di Indonesia mungkin bisa dibilang masih sebatas,”Oh, gue tahu tuh craft beer.” Hanya tahu sebatas informasi apa itu craft beer namun belum berkesempatan langsung untuk mencicipinya. Tidak bisa disalahkan juga, karena pada saat itu tidak semua bar atau bottle shop yang menjual produk tersebut.

Bagi kalian yang sempat menunggu kapan craft beer akan masuk ke Indonesia, tenang, doa kalian terjawab sudah! Beervana, salah satu importir asal Amerika yang mendistribusikan craft beer ke Thailand, kini sudah mulai merambah ke pasar Indonesia.

Processed with Snapseed.

Yeah!Ok, sedikit bercerita tentang apa itu craft beer ya. Menurut urbandictionary.com, craft beer didefinisikan sebagai ‘An explosion of art and science coming together to build a drinkable masterpiece’. Terdengar pretensius ya? Haha! Tak mengapa. Buat kami, definisi craft beer layak disandang dengan predikat yang megah. Bukan berarti kami mengecilkan produk-produk bir yang dihasilkan oleh perusahaan-perusaahan bir besar lho. No, kami tetap menyukai produk bir yang di-brewing oleh merk-merk ternama. Hanya saja kami menaruh rasa hormat yang lebih kepada microbrewery yang memproduksi craft beer tersebut, terlebih kepada spiritnya.

Di luar negeri sana, craft beer lumrah diproduksi dalam lingkup kecil seperti industri rumahan. Jumlahnya pun tidak sebanyak yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik bir besar. Malah terkadang, untuk satu rilisan yang diproduksi, belum tentu dikeluarkan lagi di batch berikutnya. Yang menjadi daya tarik dari industri craft beer ini, selain semangat ‘pemberontakan’ tentunya, adalah cara dari mereka mengemas produk-produk tersebut. Semakin aneh kemasannya, semakin menjadi magnet bagi orang-orang yang melihatnya. Rasa penasaran bisa membuat seseorang untuk membeli produk craft beer hanya dengan melihat kemasan botolnya. Beberapa dari kawan kami yang bukan peminum bir pun, saat berplesiran ke luar negeri dan menemukan craft beer, tidak segan-segan untuk membeli satu sampai dua botol. Alasannya: Untuk dikoleksi. Bicara mengenai ramuannya pun, craft beer terbilang ajaib. Hanya Tuhan dan brewmaster-nya yang tahu. Kamu pun tidak boleh protes tentunya haha! Well, tenang…craft beer tetap dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang umum dipakai untuk memproduksi bir. Tetap menggunakan air dan bahan-bahan natural lainnya seperti hops, barley, dan yeast.

Beberapa minggu lalu, tanggal 13 Oktober tepatnya, kami berkesempatan untuk mengadakan Let’s Beergembira yang ke-10 di Beergarden SCBD. Tema workshop yang diangkat kali ini adalah beer tasting. Berbeda dari tasting yang sudah-sudah, untuk kali ini bir yang akan dicicipi dan didiskusikan adalah produk craft beer yang di-brewing oleh Anderson Valley Brewing Company, yang berasal dari California, Amerika Serikat. Sebagai catatan, Beervana, selaku importir dari Anderson Valley, merupakan importir pertama yang secara resmi memasukkan produk craft beer ke pasar bir di Indonesia.

Processed with Snapseed.

Untuk workshop-nya sendiri, Beervana membawa empat produk dari Anderson Valley; Poleeko Pale Ale, Boont Amber Ale, Hop Ottin’ IPA, dan Heelch O’ Hops Double IPA. Dari nama-namanya saja sudah cukup unik, belum lagi rasanya. Dipandu oleh Mommy Beer dan Aaron Grieser, selaku perwakilan dari Beervana di Indonesia, workshop berjalan dengan seru. Aaron mempresentasikan produk-produk dari Anderson Valley dengan gaya yang kocak dan jauh dari kesan korporat. Cocok dengan spirit dari craft beer yang nyeleneh.

Processed with Snapseed.

Processed with Snapseed.

img_0946

Processed with Snapseed.

Processed with Snapseed.

Processed with Snapseed.

 Bir- bir rilisan Anderson Valley secara keseluruhan memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Dan saat proses tasting-nya sendiri dimulai dari bir dengan kadar alkohol paling rendah lalu perlahan-lahan naik ke bir berikutnya hingga ke bir dengan tingkat alkohol paling tinggi. Poleeko Pale Ale yang berwarna kuning pucat termasuk bir yang tergolong ringan di kelasnya. Memiliki kandungan alkohol sebanyak 5% dengan aroma jeruk, membuat bir ini terasa segar saat diminum. Boont Amber Ale (5.8%) yang kaya akan crystal malt ini menghasilkan rona tembaga yang detail serta memberikan kontribusi terhadap rasa manis dari karamel. Hop Ottin’ IPA dengan kandungan alkohol sebanyak 7% memiliki warna yang pekat juga seperti Boont Amber Ale. Dan yang terakhir adalah Heelch O’ Hops Double IPA. Bir ini bisa dibilang salah satu ‘produk jagoan’ dengan kadar alkohol sebanyak 8.7% dan takaran IBU (International Bitterness Unite) sebanyak 100, di mana takaran tersebut terhitung tinggi untuk sebuah produk bir. Namun hebatnya, dengan takaran setinggi itu, lidah kita masih bisa memberikan toleransi terhadap rasa pahit dari Heelch O’ Hops Double IPA saat diminum.

Processed with Snapseed.

Kalau kamu penasaran dan ingin mencoba bir rilisan dari Anderson Valley ini, kamu bisa mendapatkannya di VIN+ Wine and Beyond Kemang atau langsung menghubungi via website Beervana. Selamat datang di Indonesia, Anderson Valley! #EnjoyCraftBeer dan tetap #TahuBatasnya ya! Cheers and beers!

Big love to Beervana, Biko Group, Ryo Wicaksono, and Eka Annash

Share this :