Haus akan pengetahuan adalah sifat alami manusia. Semakin menyukai sesuatu, tendensi untuk mengulik segala hal mengenai obyek tersebut semakin besar. Pemakluman akan hal tersebut bukannya luput dari perhatian kami. Setelah membahas mengenai segala macam keuntungan dan mitos-mitos seputar bir, ada lagi hal-hal yang harus kamu ketahui mengenai cairan keemasan ini.
Barley adalah rajanya dalam pembuatan bir. Memang, biji-bijian lainnya seperti wheat dan rye memiliki tempat sendiri di dunia bir, tapi brewer sudah lama bertekad kalau barley mengandung gula yang mudah difermentasi dalam jumlah banyak. Ini penting karena jumlah tersebut menentukan bahan mana yang bisa dijadikan bir. Berkat jumlahnya yang banyak, barley muncul sebagai favorit bagi para brewer karena tingkat kemudahannya untuk diubah menjadi bir yang menyegarkan.
Sekarang ini, brewer ngga bakalan berpikir untuk membuat bir kalau ngga menambahkan hop. Hop memiliki kualitas rasa pahit dan aromatik yang dapat menyeimbangkan manisnya biji-bijian. Ia bertindak sebagai pengawet untuk memperpanjang kenikmatan dari bir itu sendiri. Tapi jauh sebelum hop muncul sebagai primadona, para pembuat bir menggunakan apa saja yang mereka miliki di sekitar mereka. Segala macam bumbu, rempah-rempah, buah-buahan, dan gulma digunakan untuk membuat bir selama berabad-abad sebelum zaman keemasan hop. Yazz. Semua memang hampir selalu diawali dengan coba-coba, gaes!
Sebenarnya, dibutuhkan ragi yang jumlahnya lebih daripada 36 miliar sel (dikalikan dengan jumlah galon yang akan dibuat). Ini hanyalah tolak ukur brewers untuk memulai fermentasi. Jadi sewaktu kamu punya kesempatan untuk melakukan brewery tour dan melihat tangki fermentasi besar, bayangkanlah sekian juta sel ragi yang hidup di sana; beranak pinak untuk membuat bir favorit kamu!
Pernah menuangkan bir ke dalam gelas bir yang bersih dan melihat gelembung udara tenggelam ke dasar gelas? Kayaknya bukan hal yang lumrah, tapi sebenarnya itu alamiah. Gelembung tersebut merupakan hasil dari gesekan. Gelembung-gelembung ini tercipta dari proses penuangan bir. Mereka bergerak menerobos cairan bir melalui tengah-tengah gelas, tempat yang memiliki gaya gesek paling minim. Begitu bir selesai dituang, gelembung baru akan memaksa gelembung yang sudah terbentuk lebih duluan untuk bergerak ke dasar gelas.
Pernah lihat botol bir? Kebanyakan botol bir berwarna coklat. Pilihan warna ini lebih dari sekedar kebetulan. Kaca berwarna coklat melindungi bir dari paparan cahaya matahari (khususnya sinar ultra violet) yang dapat menyebabkan reaksi kimia dalam bir. Reaksi tersebutlah yang dihindari oleh banyak brewer karena akan mengubah rasa bir menjadi ngga enak. Dengan kata lain, warna coklat pada botol bir memiliki fungsi seperti sebuah kacamata hitam untuk bir.
Via : thekitchn
LR
Copyright Beergembira.com. All rights reserved. 2025.