Mana Yang Lebih Baik: Botol Atau Kaleng?
By • Friday, 21 February 2020

Masih ada perdebatan di Amerika mengenai mana yang lebih baik antara botol dan kaleng. Saat ini permasalahan yang diangkat mengacu pada kemasan mana yang lebih ramah lingkungan. 

Sementara itu dari sisi produksi, kaleng masing dianggap lebih murah. 

Apakah seharusnya pembicaraan ini diarahkan semata pada kualitas? Atau pada dampak lingkungannya?

Berbicara Tentang Kualitas

Kaleng sejak lama identik dengan bir berkualitas rendah. Hal ini membuat argumen tentang kemasan terkesan berpihak pada penggunaan botol. Penggunaan kaleng yang dimulai sejak lama oleh para produsen juga tak lepas dari dinamika. 

 

 

Kaleng bir harus dilapisi dengan berbagai bahan kimia agar cairan bir tidak bersentuhan langsung dengan besi di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga rasa dan mencegah karat. 

Kemudian pada tahun 80-an, seluruh kaleng minuman berbahan alumunium di Amerika mulai menggunakan polycarbonate epoxy-resin. Hal ini pun tak lepas dari kontroversi karena dianggap memiliki potensi racun. Namun kalangan industri tidak memiliki pilihan kecuali menggunakan apa yang ada.

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas bir pun juga harus diperhitungkan. Apa saja sih? Panas, cahaya dan oksigen. Bir berbahan dasar hop wajib dijauhkan dari cahaya. Dijauhkan agar cahaya tidak mengoksidasi minyak hop dan menimbulkan bau tidak sedap. 

Untuk melindungi bir dari cahaya, maka digunakan gelas berwarna coklat. Namun kaleng yang memang tidak tembus pandang, dinilai sebagai pilihan yang lebih baik.  

Untuk menjaga kesegaran dan rasa dari bir, maka panas harus dihindari. Pada poin ini, kaleng harus mendapat nilai minus karena gelas mampu mencegah penghantaran panas.

 

 

Untuk mencegah keluar masuknya oksigen, kaleng dinilai lebih baik karena tertutup rapat. Botol meskipun ditutup, rentan terhadap keluar masuknya oksigen. Hal ini terjadi karena oksigen yang tertahan pada area mulut botol ketika ditutup. Sisa oksigen tersebut berpotensi membuat bir menjadi lebih cepat basi.

Berbicara Tentang Kemudahan Ketika Dibawa

Pada poin ini, kaleng sangat unggul. Ringan dan mudah dibawa kemana-mana, sehingga dianggap cocok untuk segala suasana. Sementara kemasan berbahan gelas dianggap lebih cocok untuk menikmati draught beer

Saat ini, para produsen dan penyedia bir memiliki pilihan lain bernama Crowler. Crowler adalah tabung aluminum tanpa tutup. Digunakan sebagai wadah bir melalui keran wadah bir. Sebuah piranti khusus digunakan untuk menutup Crowler hingga rapat seperti halnya sebuah kaleng bir. 

 

 

Mana Yang Lebih Ramah?

Kemasan kaleng yang ringan membuat kemasan ini dianggap lebih mudah untuk dikirimkan dan lebih hemat energi. Kemudian kaleng juga meninggalkan jejak karbon yang lebih sedikit sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu, mendaur ulang kaleng dianggap lebih efisien daripada botol/gelas. 

Namun dalam hal daur ulang, ada kemungkinan bahwa botol sedikit demi sedikit akan menjadi pilihan menarik bagi para peracik bir. Sebuah kebijakan dari tim administrasi presiden Trump diperkirakan akan mempengaruhi perdebatan mengenai botol versus bir ini. 

 

 

Kaleng yang dibuat menggunakan bahan aluminum akan dipengaruhi oleh kebijakan kenaikan tarif aluminium. Sementara itu, daur ulang merupakan sebuah bisnis, dan bahan-bahan yang mudah didaur ulang adalah komoditi, maka ketika harga komoditi ini menurun, semakin sedikit proses daur ulang yang dibutuhkan.  

Bagaimana menurut kalian? Lebih pilih bir atau botol? Sambil pikir-pikir, boleh kok sambil menyesap bir dingin kesukaan kamu, asal tetap #TahuBatasnya ya!

 

Via: October

Share this :