Traveloka Eats X Beergembira: Brewery Tour and Indonesian Food & Beer Pairing
By • Saturday, 10 November 2018

Halo! Sepertinya sudah cukup lama ya kami tidak membuat liputan mengenai jalan-jalan? Apalagi jalan-jalan sambil makan dan nge-bir. Sudah bisa dipastikan bakal seru pastinya!

Mungkin beberapa dari kalian sempat membaca atau melihat artikel di laman Beergembira tentang ajakan untuk merayakan bulan Oktoberfest beberapa pekan lalu. Yup! Beberapa Minggu lalu, Traveloka Eats bersama dengan Beergembira mengadakan acara yang bertajuk Traveloka Eats x Beergembira: Brewery Tour and Indonesian Food & Beer Pairing. Dari judul acaranya sendiri sudah cukup jelas kegiatan apa saja yang menjadi agenda dari acara tersebut; makan, minum, dan jalan-jalan!

Bali menjadi pilihan destinasi untuk acara yang digelar selama dua hari, mulai dari tanggal 27 hingga 28 Oktober 2018 yang lalu. Stark Beer, yang berlokasi di Singaraja, menjadi tempat tujuan untuk kegiatan brewery tour.

===

Cuaca pagi ini lumayan agak terik, namun tidak menghalangi semangat 30 peserta yang sudah siap melakukan perjalanan panjang menuju Singaraja. Ubud menjadi titik pertemuan sekaligus keberangkatan menuju Stark Beer yang berlokasi di Bali sebelah Utara. Setelah mendata ulang seluruh peserta, termasuk juga tim dari Traveloka dan Beergembira, rombongan dibagi menjadi tiga mobil dan langsung berangkat menuju Singaraja.

Setelah menempuh kurang lebih 3 jam perjalanan, sampailah kami di tempat tujuan. Seorang kawan yang datang menyusul, awalnya tidak percaya kalau lokasi brewery-nya terletak agak menyempil, jauh dari bayangan lokasi industri pada umumnya. Ya, pabrik bir Stark ini memang tidak sebesar pabrik bir pada umumnya. Oleh sebab itu, Stark Beer bisa disebut sebagai salah satu microbrewery yang ada di Indonesia.

Acara dibuka oleh Kartika Adyani dan Steeven Yoshi, selaku perwakilan dari Traveloka Eats, dan kemudian dilanjutkan dengan sesi pengenalan tentang Beergembira yang dipandu oleh Mommy Beer, lalu ditutup oleh Bapak Eddy Kurniadi, selaku Sales Manager dari Stark Beer, sebelum memulai rangkaian tur brewery tersebut.

Di atas lahan yang luasnya kurang lebih 2 hektar tersebut, berdiri sebuah bangunan kokoh dengan tembok bata berwarna cokelat. Bangunan ini tidak lain adalah tempat di mana Stark memproduksi birnya. Luas bangunan ini tidak begitu besar, namun tidak kecil juga. Mungkin hanya memakan sekitar 300 hingga 400m2 dari total luas lahan yang ada.

Stark Beer brewery tour sendiri dipandu langsung oleh Bapak Albert Kurniawan, selaku manager operasional dari Stark, yang juga ditemani oleh brewmaster Stark Beer, Mr. Robert J. Cocks, atau yang akrab disapa dengan Mr. Robbie.

Tidak terlalu lama sebenarnya untuk berkeliling melihat proses pembuatan bir di brewery milik Stark ini, karena memang pabriknya yang tidak begitu besar. Tapi jangan salah! Meski ukuran pabriknya tergolong ‘kecil’, dalam sehari Stark mampu memproduksi 3000 botol bir. Bayangkan jika dikalikan satu minggu atau satu bulan. Dengan kuota produksi yang sudah melampaui target, tidak heran makanya kalau Stark Beer mulai berekspansi mengekspor ketujuh produk varian birnya ke luar Indonesia, seperti Jepang dan Singapura.

Dari semua keseruan selama berlangsungnya tur brewery ini, hal yang paling menyenangkan untuk kami adalah ketika kami diperbolehkan untuk mencicipi secara langsung bir dari tangki yang ada di dalam pabrik tersebut. Rasanya? Sangat menyegarkan! Apa pun yang berasal dari sumbernya langsung, sudah pasti memiliki rasa yang orisinil dan tingkat kesegarannya pun berbeda.

Acara hari pertama ini lalu ditutup dengan sesi foto-foto sambil menikmati tujuh varian menyegarkan dari Stark Beer seperti Wheat Beer, Dark Wheat, Indonesian Pale Ale (IPA), Low Carbohydrate Lager, Lychee Ale, Mango Ale, dan 1945.

Hari kedua acara adalah hari di mana kami berkesempatan untuk memanjakan lidah dan tenggorokan dengan aneka masakan Indonesia yang otentik dan ditemani dengan empat macam varian bir.

Orang pada umumnya terbiasa memadupadankan bir dengan masakan non Indonesia, atau paling gampang menyebutnya adalah masakan Eropa/western food. Di sini kami justru berusaha untuk mendobrak pakem tersebut dengan mengombinasikan rasa bir dengan masakan khas Indonesia. Selain tentunya sebagai bentuk penghormatan kami atas warisan budaya, masakan Indonesia cenderung lebih kompleks, eksotik, dan dapat menjadi sebuah tantangan tersendiri ketika dipadukan dengan bir sebagai minumannya.

RestaurantNusantara by Locavore menjadi restoran pilihan kami untuk acara hari kedua, Indonesian Food & Beer Pairing, dan masih berlokasi di Ubud. Restoran Nusantara memang sangat terkenal dengan makanan asli Indonesianya yang dibuat dengan bumbu-bumbu khas Indonesia juga dan dijamin 100% alami serta menyehatkan.

Makanannya sendiri dibagi menjadi enam kategori; small dishes atau makanan ringan, big dishes atau makanan utama, nasi, sayuran, aneka sambal, serta hidangan penutup. Dan untuk birnya, dipilih empat varian dari Bir Bintang, Guinness Stout, Stark Dark Wheat, dan Stark Mango Ale.

Sumber: Food in Frame Bali

Sumber: Food in Frame Bali

Untuk hidangan small dishes-nya sendiri, ada berbagai pilihan macam seperti Tempe Bacem, Cakalang Asap, dan Lawa Manu yang merupakan makanan khas dari Bugis, Sulawesi Selatan.  Makanan utamanya diwakili oleh Tambus Gurita yang merupakan makanan khas Tabanan, Bali, Tuturuga (khas Manado), dan masakan iga kambing yang bernama Rabeg yang asalnya dari Banten. Pilihan nasi jatuh pada nasi liwet, karena nasi liwet milik Nusantara memiliki tekstur dan rasa yang cukup ringan sehingga cocok untuk dipadukan dengan menu makanan lainnya yang sedikit lebih kompleks.

Pilihan sambalnya pun cukup bervariasi. Ada lima jenis sambal yang disajikan di sini, antara lain Sambal Goreng (sambal khas Bali dan mudah ditemukan di seluruh pelosok Bali), Sambal Beberuk khas Lombok, Sambal Bajak dari Yogyakarta, Sambal Rias dari Samosir, serta Sambal Ganja dari Pulau Weh. Meski namanya Sambal Ganja, sambal ini sepenuhnya legal dan tidak mengandung bahan psikotropika. Bagi penikmat sambal, tentu ini seperti surga tersendiri.

Sumber: Food in Frame Bali

Menariknya lagi, dalam sesi food and beer pairing ini, setiap peserta bebas menginterpretasikan setiap makanan yang disantap dengan bir yang diminum. Ini bukan merupakan kompetisi benar atau salah dalam mencari paduan makanan dan minuman. Pada akhirnya lidah kitalah yang akan menjadi hakim atas apa yang kita santap dan kita minum. Hidangan-hidangan lezat yang dibuat oleh Chef Putu dari Nusantara ini kemudian ditutup dengan manis oleh Es Doger yang tidak kalah segarnya.

Tertarik untuk ikutan program jalan-jalan sambil makan dan minum bir bersama Traveloka Eats dan Beergembira? Tunggu lagi tanggal mainnya ya! Tetap minum bir yang bertanggung jawab dan #TahuBatasnya ya.

Bersulang!

Big love to Traveloka Eats, Stark Beer, and Restaurant Nusantara by Locavore.

Share this :