Perkawinan ide dengan aksi juga ditambah kesempatan bakalan menghasilkan satu mahakarya. Entah dalam artian jenius atau sebaliknya, tergantung dari kacamata konsumen. Untuk bir sendiri premis tersebut menciptakan banyak produk yang bisa dinilai biasa saja, unik, sampai di titik di mana tubuh bereaksi sendiri terhadap bir sebelum menyesap rasanya. Ini semua dilihat bisa dari kemasan, nama brand, cara pembuatannya sampai bahan-bahan dasar yang digunakan untuk membuat bir tersebut.
Nah, berikut adalah lima bahan-bahan pembuat bir yang paling ‘wow’ gilanya.
#1 : Seaweed
Orang-orang di berbagai penjuru dunia pastinya ingin melestarikan atau mengulang masa jaya dari salah satu puncak keemasan tradisi mereka. Brewers bukan terkecuali. The Williams Brothers Brewery yang berasal dari Skotlandia, contohnya. Mereka mengadaptasi tradisi dari daerah mereka dengan produk mereka yakni Kelpie Seaweed Ale. Yep! Tapi ini bukan kelpie yang sama yang pernah membuat warga Bikini Bottom ketagihan, loh. Kelpie seaweed ale mereka ini adalah ale yang bahannya mengikut sertakan rumput laut segar.
Mengapa, oh, mengapa harus mencapurkan bir dengan rumput laut?
Alasannya adalah karena sayuran dari laut dapat menyuburkan barley yang tumbuh di sana. Maka dari itu rasa asin laut mampu menjejakkan pesonanya dalam sebuah bir buatan Scotlandia ini. Biarpun rasa rumput laut dalam minuman ini ngga begitu kuat, tapi beberapa orang yang familiar akan rasanya pasti bisa membedakannya dengan rasa-rasa lainnya. Ew….
#2 : Pizza
Pizza punya alasan yang tepat untuk menjadi makanan paling digemari di seluruh dunia. Mayoritas masyarakat dunia suka makanan Italia ini. Roti tipisnya, tomatnya, keseluruhan topingnya, hmm… membayangkannya saja bikin ngiler. Tapi bagaimana kalau cita rasa khas makanan ini dikemas sebagai sebuah minuman, bir lebih tepatnya? Peranakan cicit Adam dari cabang mana yang bisa punya ide nyeleneh begitu?
Jawabannya ternyata ada di Tom Seefurth. Imajinasinya yang menggabungkan kedua hal paling menyenangkan di dunia hadir lewat Tom Seefurth’s Mamma Mia Pizza Beer. Singkatnya, brewer yang berlokasi di Chicago ini mencampurkan seloyang penuh pizza Margherita ke dalam adonan bir. Tapi kamu nggak bakalan menemukan sisa toping atau roti pizzanya di dalam cairan bir karena semuanya sudah dibuang sebelum liquid masuk ke dalam botol. Yah, baunya sih dibilang kayak bau waktu kamu masuk ke dalam salah satu outlet Dominos. Dengan pengecualian kamu nggak ke tempat yang bersangkutan dan kamu lagi nggak memesan seloyang gede pizza.
#3 : Elephant Pooped Coffee Beans
Ingat kopi luwak? Barangkali itu adalah produk kebanggan Indonesia. Dengan harga yang melejit tinggi di pasaran, para pecinta kopi sudah pasti bakalan merogoh kocek yang lumayan begitu melihat produk itu ada di pasaran. Rasanya yang kompleks menjadi kunci dalam penjualan kopi luwak. Siapa yang bakal menolak jika ditawari sebungkus kopi ini meskipun tahu kalau bubuk yang mereka seduh adalah hasil pembuangan luwak? Ya kalau nggak diseduh pun, bisalah dijual lagi dengan harga yang nggak bakal membuat kamu rugi.
Nah, Brewer Sankt Gallen dari Jepang kurang lebih membuat produknya dengan prinsip yang mirip begitu. Hanya saja visi mereka jauh―jauh lebih besar. Diberi nama Un Kono Kuru, minuman mereka ini dibuat menggunakan biji kopi yang sudah melewati saluran pencernaan gajah, kemudian telah dicuci untuk menghilangkan kotoran yang tersisa. Hasilnya adalah sebuah bir yang boleh dibilang menakjubkan. Tekstur rasanya lembut dengan perpaduan rasa earthy yang kuat. Siapa saja bakal terkecoh dengan testimoni ini sampai mereka mendengar cerita asal mula pembuatan si bir dan mulai terbayang pantat gajah serta proses pengeluaran materi ajib ini dari lubang kegelapan tersebut.
#4 : Spit
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=-DU1QvXghc8]
Tuhan cinta manusia, buktinya Ia menciptakan kita semua dengan membawa imajinasi bawaan yang kebanyakan nyeleneh. Kreatif, jenius tapi sedikit sengkle ditambah kegemaran akan bir, jadilah sebuah hal besar. Dogfish Head memiliki segala poin yang membuat mereka masuk ke dalam kategori kreatif lalu jenius, meskipun untuk minumannya yang satu ini membuat kami menggelengkan kepala. Seolah-olah nggak ada lagi yang lebih menjijikan dari hasil buangan besar gajah dalam daftar ini, kemudian muncullah produk Dogfish Head yakni Chicha.
Buat yang nggak tahu, Chicha adalah minuman tradisional Meksiko yang terbuat dari fermentasi jagung ungu. Untuk bisa memfermentasikan jagung tersebut, seseorang haruslah mengunyah dan meludahkan keluar jagung tersebut. Yep! Semua tanpa terkecuali. Ini berarti ludah si pengunyah juga ikut serta dalam adonan tersebut. Di sini ludah tersebut mendapatkan peran yang penting karena ada enzim dalam air liur yang bisa mengurai tepung jagung menjadi gula. Jadi untuk jelasnya, dalam satu gelas Chicha, kamu bisa membayangkan berapa kali brewer harus mengunyah dan meludah untuk membuat satu tetes minuman itu.
#5 : Whale Testicles
Kami pernah membahas mengenai bir yang terbuat dari testis sapi sebelumnya. Dan kalau memang kelamin sapi masih bisa ditolerir, bagaimana dengan testis yang lebih besar? Saingan kenikmatan prairie oyster datang dari Islandia, tepatnya dari sebuah brewery bernama Stedji.
Brewery ini memproduksi sebuah minuman yang dibumbui dengan daging dan sirip ikan paus. Terobosannya terbilang cukup berhasil sampai-sampai mereka mengumumkan bahwa kelak akan menambahkan materi istimewa untuk sebuah minuman bernama Havalur II. Dan apakah materi istimewa tersebut? Jeng! Jeng! Jeng!
Bukan tak lain adalah ‘biji’ ikan paus asap. Memang istimewa sih sebab selain soal ukuran, testis ikan paus ini dipanggang secara tradisional dengan menggunakan kotoran domba. Ini memberikan rasa yang meaty juga smoky. Ini jelas bukan minuman untuk para vegetarian dan clean-eater di luar sana. Apalagi kalau kamu juga sangat mencintai lingkungan. Ingat kalau ikan paus itu termasuk binatang yang terancam punah? Para pemerhati paham betul hal itu dan mereka memprotes minuman tersebut.
Sudah menggelengkan kepala? Atau malah mau mencicipi satu per satu?
Sumber : www.mandatory.com
LR
Copyright Beergembira.com. All rights reserved. 2024.