1. Kapan pertama kali mencoba bir dan siapa yang pertama kali mengenalkan anda dengan bir?
Seingat saya sekitar kelas 2 SMP. “Kenal”nya bir pastinya dari melihat di majalah dan film-film, bukan dari orang tertentu. Lalu nyobain minum pas bareng teman-teman SMP di rumah siapa lupa juga. Maksa pura-pura suka biar gak dianggap cupu. Baru benar-benar bisa suka pas SMA.
2. Apa bir favorite anda?
In no particular order: Bintang, Sapporo, Kirin, dan Heineken.
3. Menurut anda, kapan saat yang tepat untuk menikmati bir?
Anytime setelah jam 12 siang.
4. Punya spot/tempat favorite untuk nge-bir?
Gak ada yang favorite. Yang penting beramai-ramai. Saya gak suka minum sendirian.
5. Anda lebih senang menikmati bir langsung dari botol atau gelas? Kenapa?
Gelas dari tap kalau memang tersedia. Dari botol pilihan kedua asal DINGIN.
6. Sebutkan 5 lagu favorite anda yang cocok untuk didengarkan sambil menikmati bir.
Release is Peace – Getah
Dead Skin Mask – Slayer
Ordinary World – Duran-Duran
Out of Hand – Entombed
Possession – Sarah McLachlan
7. Pendapat anda mengenai Permendag No.6/2015 yang melarang penjualan bir?
Saya belum baca sampai detil dan lengkap mengenai permendag ini. Tapi saya setuju kalau minimart tidak boleh lagi menjual minuman berakohol dan minuman keras, karena let’s face it, para petugas minimart itu gak pernah tanya KTP sang pembeli untuk menentukan apakah sang pembeli berhak membeli bir. Selama supermarket besar, bar, restaurant, dan bottle/liquor shop boleh menjual minol dan miras, I have no objection on that issue. Yang perlu dikhawatirkan sih lebih ke arah pergerakan-pergerakan yang memang ingin menghapus kehadiran minol/miras di Indonesia sama sekali. I hate totalitarianism.
8. Anda punya masukan untuk pemerintah sehubungan dengan Permendag No.6/2015?
Tertibkan izin-izin minimart yang tumbuh setiap 10 meter di semua daerah sebelum menertibkan apa yang mereka jual, termasuk alkohol.
9. Pernah mengalami hal yang lucu/konyol sehubungan dengan bir?
I have 20 years worth of alcohol-induced fun moments. Terlalu panjang nanti ceritanya. Yang pasti banyak mendapat teman-teman dan pengetahuan-pengetahuan baru dari duduk-duduk nge-bir.
10. Deskripsikan diri anda ke dalam sebuah bir.
Full-body. Priced just right.. Aged. Strong. No aftertaste. No substitute.
Oddie Octaviadi adalah frontman karismatik dari band goth-rock asal Jakarta, Getah. Pria yang sehari-harinya bekerja di salah satu PR agency ini juga dikenal sebagai kolektor action figure, game maniac, dan fans Entombed garis keras. Meskipun demikian, dia dapat seribu kali lebih ramah dari anda setelah melalui beberapa gelas bir. Go find him at your nearest bar. \m/
Copyright Beergembira.com. All rights reserved. 2024.