Beerchat: Mikael Mirdad
By • Monday, 21 March 2016

1. Kapan pertama kali mencoba bir dan siapa yang pertama kali mengenalkan Anda dengan bir?

Seingat saya sekitar tahun 2005 atau 2006 di Sydney, Australia. Yang pertama kali mengenalkan adalah teman-teman saya di sana. Yang saya ingat, saya tidak menghabiskan botol pertama saya. Hanya tersisa setengah haha! Birnya merk Hahn Super Dry.

2. Seberapa dekat bir dalam kehidupan seorang Mikael Mirdad?

Sangat dekat. I am an every day drinker. Peminum, bukan pemabuk. I drink for the taste. One or two glass a day is enough for me.

3. Apa bir favorite Anda?

Ada tiga. Asahi (Japan), Budweiser (USA), dan Tsing Tao (China). Dari ketiga bir tersebut, saya tidak bisa menunjuk mana yang nomer 1 untuk urutan teratasnya. Tapi tiga bir tadi selalu menempati urutan teratas dalam daftar bir favorite saya.

4. Menurut Anda, kapan saat yang tepat untuk menikmati bir?

Nothing beats drinking beer after a long day at work. That’s the most perfect time.

5. Anda lebih senang menikmati bir langsung dari botol atau gelas? Kenapa?

Saya selalu memilih minum dengan gelas bir yang memang diperuntukkan khusus untuk membuka rasa dan aroma dari masing-masing bir tersebut secara maksimal. Contohnya Heineken dengan gelas pilsner atau Hoegaarden dengan large tumbler glass. Hampir setiap bir memiliki gelas khusus yang dibuat atau direkomendasikan oleh brewmaster-nya masing-masing. Minum dengan gelas memungkinkan saya untuk mencium aroma birnya. Selain itu, foam yang terbentuk juga terlihat sangat seksi di mata haha!

6. Lima lagu favorite anda yang cocok untuk didengarkan sambil menikmati bir?

Elton John – Bennie and The Jets

Bob Marley – Waiting In Vain

John Coltrane Quartet – Say It

Al Green – Let’s Stay Together

Arcade Fire – Wake Up

7. Anda lumayan sering traveling ke luar negeri. Ada perbedaan signifikan antara kultur bir di sana dengan di Indonesia?

Di Indonesia, minum bir tahapannya masih bersifat “lifestyle”. Minum bir mayoritas dilakukan di bar atau di restoran saat bersama dengan teman-teman. Jadi ada waktu khusus, tempat khusus, dan acara khusus. Sedangkan di Amerika atau Eropa, misalnya, mengkonsumsi bir sudah sampai di tahap “habit”. Mereka minum bir setiap hari 1 atau 2 gelas secara otomatis tanpa harus ada acara khusus. Tidak aneh melihat orang di sana makan siang sendirian lalu minumnya bir. Sedangkan di sini, sudah pasti bakal dilihat orang dan ditanya,”Kenapa siang-siang jam kantor minumnya bir?”

8. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “It’s every man’s dream to have his own bar”. Setuju dengan pendapat tersebut?

Setuju sekali! Tapi pada kenyataannya, industri Food & Beverage adalah industri yang sangat kompleks. Membutuhkan waktu, tenaga, dan fokus yang tinggi. Sangat melelahkan karena sifatnya yang sangat dinamis. Setiap hari masalahnya berbeda-beda. It’s every man’s dream but it is not for every man.

9. Pernah mengalami hal yang lucu/konyol sehubungan dengan bir?

Pernah. Sewaktu memesan Erdinger, yang datang malah air putih dingin. Ternyata memang pelafalan Erdinger mirip dengan “aer dingin”. Terlebih lagi kalau tempatnya ramai dan berisik, server-nya sering salah dengar pasti haha!

10. Deskripsikan diri anda ke dalam sebuah bir.

Semoga seperti Budweiser: Golden, crisp, light, and refresing 🙂

Mikael Mirdad adalah salah satu orang yang paling bertanggung jawab atas suksesnya gerai F&B di Jakarta yang tergabung dalam Biko Group seperti Lola, Fujin, Pao Pao, Kopitiam Tan, dan Beer Garden. Memiliki cita-cita untuk mewujudkan kultur F&B yang santai, terjangkau, dan hangat, pria yang sangat humble ini telah melanglang buana ke berbagai benua untuk mencari dan mempelajari kultur dari masing-masing negara yang telah dikunjunginya. Untuk seorang Mikael Mirdad, definisi “good times” dapat diartikan dengan sangat sederhana: menikmati bir, whisky yang langka, dan hal sejenisnya. That’s why you can be sure to spot him in one of Biko Group’s establishments on most nights.

Share this :