20 Februari 2017 yang lalu (wow, it’s been years lol), kami sempat ngobrol banyak bersama salah satu tokoh di balik berdirinya Beer Garden Jakarta. Siapa lagi kalau bukan Mikael Mirdad. Selain sebagai penikmat bir, Mikael juga dikenal luas sebagai pengusaha muda yang sukses.
Bersama Biko Group, Mikael menaungi banyak anak usaha seperti Beer Garden, Pao-Pao Liquor Bar & Dim Sum Parlour, Fujin Teppanyaki and Japanese Whisky, Duck Down Bar, dan Duck Down Pizza Party. Mau tahu obrolan seru apa saja yang dibahas waktu itu? Yuk, sambil diteguk bir dinginnya, kita mulai!
Beergembira: Yo, Mikael Mirdad. What beer are you having tonite?
Halo Beergembira. Baru saja sampai rumah dan sekarang lagi menikmati varian terbaru dari San Miguel; Cerveza Negra. Menikmati beer sample 😄
Beergembira: Apa arti bir buat lo? Seberapa dekat lo dengan bir?
Arti bir buat gue adalah penghidupan dalam arti yang sebenarnya. I make a living out of selling beer at Beer Garden Jakarta . Walaupun akhirnya merambah ke outlet lain yang tidak beer focused seperti @paopaojkt @fujin_id ataupun @lolajkt . Tapi semua yang gue capai dimulai di kehidupan yang sekarang, dimulai dari jualan bir. Jadi sedekat itu jg hidup gue dengan bir 😄
Beergembira: Mana yang duluan terjadi di hidup lo –> suka bir duluan, baru bikin bisnisnya – atau, bikin bisnisnya, baru suka bir?
Suka bir duluan baru bikin bisnisnya. Walaupun dulu baru suka doang, belum obsesi.
Beergembira: Kalau ada 2 cewek yang bisa lo ajak menikmati bir di Beer Garden Jakarta, siapa orangnya? Dan bir apa yang bakal lo kasih ke masing-masing dari mereka? Ahem.
Pertanyaannya LOL.. Cewek pertama adalah nyokap gue. Dia meninggal tahun 2008, dan Beer Garden Jakarta buka tahun 2010. I want her to see what I do. Birnya buat dia Guinness. Itu bir favorit dia dari dulu. Satu cewek lagi pacar gue Nadia Saphira dan bir buat dia itu Heineken draught #siapabilangguasingle 😂
Beergembira: Well, #siapabilangmikaelsingle mungkin akan jadi trending topic sesaat lagi. Haha. Owkay, next. What is the BIG NO NO dalam menikmati bir, menurut lo?
A big no in enjoying your beer….don’t bring your little kids when you go enjoy your beer or drinks in a bar. #tahubatasnya nggak sebatas tahu limit minum saja tapi harus #tahutempatnya juga
Beergembira: Good one, Mikael Mirdad! Next: 3 lagu yang kece banget buat lo dengerin sambil minum bir!
Wah ini subjektif banget nih. Gue coba jawab pakai lagu yang paling banyak dapet reaksi kalau dipasang atau dinyanyiin sama live band di Beer Garden Jakarta ya.
Beergembira: Konon, lo sudah pernah (atau bahkan sering?) datang ke sejumlah festival bir di luar negeri. Ada rencana membuat hal serupa di Indonesia, atau di Beer Garden Jakarta?
Kepikiran iya, tapi berencana..belum. Hopefully in a few years..
Beergembira: Apakah customer Beer Garden Jakarta lebih banyak mengkonsumsi bir-bir impor atau lebih banyak menikmati bir lokal? Kenapa?
Lebih banyak menikmati bir lokal. Menurut gue faktor yang paling besar adalah harga. Lokal lebih murah daripada impor. Tapi bukan berarti bir impor tidak ada pasarnya. Penjualan tetap bagus tapi kalau di compare dengan yang lokal, tetap masih banyak yang lokal. Untuk penjualan bir impor tertinggi masih dipegang Erdinger dan Hoegaarden
Beergembira: Apakah lo pernah brewing beer sendiri, atau mungkin punya niat untuk brewing sendiri – at least untuk konsumsi pribadi?
Belum pernah dan belum ada niatan. Tapi gue selalu salut dan support sama orang yang mencoba atau melakukan brewing sendiri. Mungkin Food and Beverage Manager dari Beer Garden Jakarta yaitu @jengjayy bersama tim bisa mulai mencoba 😄
Beergembira” Anggap saja akhirnya @jengjayy bisa brewing bir buat Beer Garden Jakarta. Nah, lo harus pilih 3 jenis bir yang akan lo buat dan kasih nama!
I like my beer crisp and refreshing. Jadi semuanya akan gue bikin Lager. Namanya: Double Happiness, Birreria, dan satu lagi One Hundred Demons. Haha
Beergembira: Serius sedikit ya yang satu ini pertanyaannya. Kami cukup concern dengan aturan 21+ yang tidak cukup ketat di Indonesia baik untuk membeli minuman beralkohol (dulu di minimarket) maupun di bar & klub. Juga, minimnya perhatian bartender atau server pada tamu yang sudah kebanyakan minum tapi masih terus diberikan minuman. Kalau dari lo, apakah ada concern yang sama? Have you done anything about it?
Ini memang isu yang selama ini kita pikirkan dan terapkan. Di Beer Garden Jakarta kita beberapa kali dapat request bookingan acara customer misalnya untuk merayakan acara ulang tahun ke 20 atau 17, dan kita selalu menolak dan memberikan penjelasan bahwa ada regulasi 21+.
Begitu juga dengan ketika ada customer yang masuk dan memesan minuman beralkohol lalu server kami ngerasa si customer belum 21+, tim dari Beer Garden Jakarta S.O.P-nya pasti akan minta diperlihatkan KTP untuk cek ID.
Yang memang kami belum terapkan dan susah diterapkan adalah cek ID di depan pintu masuk. Karena dengan flow orang yang masuk, kalau harus cek ID satu persatu tentu akan banyak makan waktu dan tamu menumpuk di depan.
Jadi yang selama ini kami lakukan adalah cek ID ketika order apabila dari tim merasa mereka tidak terlihat seperti 21+. Untuk orang yang sudah minum terlalu banyak, kita tidak secara langsung melarang mereka pesan lagi .
Tapi ada trik-trik yang lebih halus seperti memberikan air putih hangat, lemon juice biar ‘bangun’ lagi atau misalnya memesankan taksi untuk mereka dan service penitipan kendaraan untuk diambil esok hari demi keselamatan mereka. Dari pengalaman yang sebelumnya, biasanya orang yang sudah minum banyak ketika dilarang justru mereka langsung marah. Jadi pendekatan yang kita lakukan bersifat lebih halus
Beergembira: Hats off, much respect to you and to Beer Garden Jakarta too! Last question from us: How do you see the future of beer culture in Indonesia? Atau setidaknya di Jakarta deh.
The future is very promising. Gue melihat kultur bir di Indonesia especially Jakarta masih akan terus berkembang. Yang sekarang Ini masih tahap awal sekali. Di luar negeri tren-nya sudah micro brewery atau Craft Beer. Di Jakarta, pembeli kalau dikasih pilihan on tap atau botol, masih pilih botol. Sejauh itu kita ketinggalannya sama negara lain. Tapi ini berarti kita akan berjalan ke arah yang sudah dilalui negara lain. Masih banyak sekali space untuk berkembang. That is why it is promising. Tren yang menurut gue akan kejadian paling dekat itu beer on tap.
Apa suka & duka ngurusin bar? (@alvin_as)
Sukanya: bekerja sambil bermain. Jadi nggak berasa kerja. Terus ketemu orang baru, belajar tentang produk-produk baru. Dukanya: berurusan dengan birokrasi Indonesia yang masih ribetnya minta ampun (perizinan, bpjs karyawan tiap bulan bayar pas diklaim ga dibayar-bayar, dan hal hal seperti itu).
Gimana cara memilih pairing beer yg benar? (@erickputraditya)
Jujur gue nggak terlalu mendalami beer pairing. Not a big fan. Tapi kalau ditanya gue jawab paling enak minum lager sambil makan pizza. Haha.
Apa 5 bir favorit lo? (@ramadhanlingga)
Wah asyik pertanyaannya. Asahi, Budweiser, Tsing Tao, Heineken, Sapporo.
Pernah mabuk parah sampai muntah di bar sendiri? 😂 Kalo iya waktu itu yang dimana? (@ryowicaksono)
Pernah dan masih inget banget momennya. Di Beer Garden Jakarta, Kemang tahun 2010. Haha. Berlima menghabiskan 9 botol Jagermeister. Zaman itu belum #tahubatasnya. Sekarang sudah tahu batasnya 😂
Bagaimana menurut om perkembangan scene beer di indonesia? Dan bagaimana perkembangannya di luar jakarta? (@tevrayimaz)
Perkembangan scene beer di Jakarta sudah jauh sekali lebih maju dibanding waktu kita mulai buka tahun 2010 lalu. Lebih maju dalam artian bir sudah menjadi minuman yang sangat populer, bir impor juga semakin banyak masuk Jakarta, jadi pilihan menjadi lebih banyak. Orang orang yang dari dulu minum bir sekarang juga banyak yang lebih ‘ngulik’ lagi tentang macam macam bir, cara serving, dan lain lain.
Di luar Jakarta sebagian besar sudah seperti Jakarta animo-nya. Walaupun yang saya maksud hanya kota kota besar seperti Surabaya, Bandung, atau Malang. Untuk kota-kota lainnya saya terus terang kurang tahu karena belum melihat sendiri.
Ada niatan untuk berbagi pengalaman atau apapun itu tentang bir? Misalnya Bekerja sama dengan Beergembira untuk “mengedukasi” ke masyarakat bahwa #PenikmatBirBukanKriminal khususnya di wilayah luar pulau Jawa yg ada aturan mengenai bir. (@negarasandy)
Sudah sangat sering bekerja sama dengan Beergembira untuk bikin workshop ataupun campaign yang tujuannya adalah mengedukasi masyarakat tentang bir. Yang sudah pernah kita lakukan adalah workshop how to serve the perfect draught beer, campaign #tahubatasnya, beer pairing, dan masih banyak lagi. Intinya sharing bahwa bir itu bukan minuman sesat haha seperti yang ada di pemikiran para konservatif. Ada sisi budaya, sejarah, dan seninya sendiri dalam menikmati bir. Kedepannya pun kita masih akan melakukan hal hal seperti itu.
Ada rencana buka Beer Garden Jakarta di tempat lain lagi nggak? Atau mungkin rambah luar kota ? ( @sicilia.valentine)
Tahun 2017 ini kita akan buka 1 cabang lagi di Jakarta. Untuk di luar kota sudah scouting dan survey ke beberapa kota. Mungkin tahun depan. Mohon doa nya 🙏🏼
Ada rencana buat nambah jenis craft beer nggak di Beer Garden Jakarta? (@haryfauzan)
Good eye and thank you for the input. Nggak banyak yang sadar soalnya 😄👌🏻. Kesusahan dengan craft beer adalah, sedikit yang masuk ke Indonesia lalu mereka menghilang. Sebenarnya sering ada kok di Beer Garden Jakarta. Kayak sempat ada craft beer dari Jepang; Hitachino Red Rice, White Ale, dan juga brand lain seperti Suruga Bay. Tapi ketika habis dan kita kembali order, supplier nggak ada barang lagi. Jadi untuk craft beer saya bisa bilang seasonal. Get it while it’s available. But once again thank you for the input.
Thank you so much for your time Mikael Mirdad. Had lotsa good times on this #BeerChat with you. Sukses ya dengan Beer Garden Jakarta & semua projek lo. Sampai jumpa di keriaan digital berikutnya. Selamat malam. Mari bersulang!
Copyright Beergembira.com. All rights reserved. 2024.