Beergembira
Bir: Bergembira dan Berkumpul

Apa kamu pernah datang ke Oktoberfest? Oktoberfest adalah sebuah pesta panen yang sangat terkenal di Jerman. Parade, hiburan, musik dan euforia sudah pasti kamu temukan selama disana, tapi ada satu hal yang paling penting dari festival ini: Bir.

Sebuah bir racikan tradisional bernama Marzen, diproduksi dengan kuantitas besar selama bulan Maret dan menjadi menu utama yang paling dirayakan selama penyelenggaraan Oktoberfest.

Acara yang digelar selama 2 minggu itu kini dihadiri oleh kurang lebih 6 juta orang setiap tahunnya, dengan tingkat konsumsi bir hingga 7 juta liter. Festival yang berawal pada tahun 1810 itu pun menyandang gelar sebagai festival bir terbesar di dunia dan menyumbang banyak uang untuk kota Munich.

Festival bir seperti itu tidak hanya persoalan makan dan minum, tapi menjadi sebuah daya tarik bagi para wisatawan. Para penikmat bir yang datang dari berbagai tempat butuh tempat menginap, makan di restoran-restoran lokal, dan pastinya membutuhkan jasa transportasi untuk berkeliling selama masa kunjungan mereka.

Pengeluaran untuk hal-hal tersebut menyumbang 1 miliar euro setiap tahunnya. Tapi ada yang lebih penting lagi dari hal-hal tersebut, kemunculan peracik bir lokal berpengaruh terhadap cara orang berkumpul dan berinteraksi dengan sesama komunitas sejak hal ini dimulai.

Manusia telah merayakan hari-hari mereka dengan bir dan bermacam jenis minuman lainnya selama ratusan tahun. Ketika para arkeolog menelusuri asal usul manusia dan peradabannya, mereka telah menemukan tanda-tanda bahwa terbentuknya masyarakat itu telah berpusat pada sajian minuman alkohol.

Temuan mengatakan bahwa sejak 10 ribu tahun yang lalu, tradisi meracik dan menikmati bir telah ditemukan di situs-situs prasejarah. Produksi dan konsumsi alkohol adalah faktor penting dalam tradisi memasak yang menjadi pemersatu dalam kelompok sosial, bahkan menjadi cikal bakal kerja bakti dalam suatu kelompok masyarakat.

Ketika sekelompok orang berkumpul untuk bersulang, mereka membentuk komunitas, yang pada akhirnya, justru berpengaruh positif bagi kesehatan mereka. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa menikmati bir secara rutin dapat meningkatkan kemampuan bergaul, yang juga meningkatkan kepuasan hidup secara keseluruhan. Luar biasa bukan?

Menurut studi tersebut, orang-orang yang memulai komunitas penikmat bir lokal, baik dengan membuat komunitas atau membuka kedai minum, memiliki jejaring pertemanan yang lebih luas, yang juga berarti bahwa mereka lebih mudah untuk mempercayai orang lain dan lebih aktif di komunitas dibandingkan mereka yang tidak mendukung kehadiran tempat-tempat menikmati bir.

Persahabatan dan komunitas adalah faktor utama dalam kesehatan fisik dan mental, karena sudah banyak penelitian yang mengungkap adanya relasi langsung antara ikatan sosial yang kuat dengan kesehatan seseorang. Hal inilah yang masih mengunggulkan komunikasi tatap muka dari pertemanan digital, hingga masih sulit untuk digantikan. Tempat nongkrong itu masih penting, bertemu teman lama dan baru itu saat ini bahkan lebih penting lagi.

Tentunya kamu penasaran, mengapa bir terkesan lebih komunal dibandingkan dengan minuman sejenis lainnya? Dengan kandungan alkohol yang lebih teratur dibandingkan dengan minuman sejenis lainnya, bir bisa menjadi sajian yang pas. Beragam minuman beralkohol dapat memicu reaksi yang berbeda-beda.

Sebuah studi mengungkapkan bahwa penikmat bir mungkin merasa kurang seksi atau berenergi dibandingkan dengan penikmat jenis minuman beralkohol lainnya, namun bir justru memiliki dampak negatif yang lebih rendah dibanding dengan minuman beralkohol lainnya. Studi tersebut melibatkan 26.000 peserta dari 21 negara berbeda, di mana semua responden mencoba setiap tipe alkohol yang disajikan dalam studi tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa bir adalah pilihan minuman yang lebih gampang dinikmati di segala suasana, dan mampu menjelaskan mengapa bir menjadi salah satu minuman yang paling terkenal di Amerika dan dunia.

Berkumpul untuk menikmati bir ternyata berkontribusi lebih daripada sekedar menciptakan kebersamaan dan komunitas, bir menyokong kesatuan yang sudah ada.

Kedai minum lokal memiliki nilai sosial yang unik ketika berada di antara masyarakat. Salah satu elemen penting untuk mendukung sebuah komunitas adalah kehadiran suatu tempat yang disebut sebagai “ruang ketiga.” Istilah ini dilontarkan oleh pakar sosiologi, Ray Oldenburg, dan mengacu pada:

“Places where camaraderie and joviality occurred, where we can enjoy one’s company outside of home (the ‘first’ space) and work (the ‘second’ space).”

Tempat-tempat nongkrong untuk menikmati bir inilah yang mengimbangi hirarki sosial dan membantu menciptakan keakraban. Tempat di mana kamu bukan keluarga atau teman kerja, namun aspek nilai, inspirasi, keluhan, kesukaan dan celoteh dari keduanya saling bertemu. Sebuah tempat yang satu langkah di luar dari struktur rumah dan ruang kerja, lebih acak, tapi cukup familiar untuk menyemai persamaan dan kebersamaan.

Cara kita menikmati bir pun berkembang. Penikmat bir meluas melewati sudut-sudut bar menuju rumah peracik lokal. Hari ini, para penikmat bir sangat tertarik dengan bir independen dan lokal.

Peracik bir lokal yang sukses menjadi daya tarik bagi sebuah komunitas. Seperti halnya turis yang menikmati Oktoberfest, penikmat bir di seluruh dunia rela melakukan perjalanan jauh untuk menikmati bir yang unik dan berbeda.

Pencarian dan perkembangan dari industri craft beer telah terjadi di berbagai belahan dunia. Kemunculan bir lokal akan memaknai suatu tempat dengan hal-hal baru, para pendatang yang datang untuk menikmati suatu racikan lokal akan menambah nilai dari suatu tempat yang mungkin tidak akan ditemukan jika para peracik lokal tidak memulai hal tersebut.

Para leluhur dan pendahulu kita mungkin melakukan hal yang tepat ketika mereka memutuskan untuk bermukim dan mulai meracik bir di suatu tempat. Menikmati bir, ternyata memiliki peranan yang sudah berumur ratusan tahun, terutama dalam hal membangun budaya dan komunitas. Frank Zappa pernah bersabda:

“You can’t be a real country unless you have a beer and an airline,..it helps if you have some kind of football team, or some nuclear weapons, but at the very least you need a beer” 

Via : TIME

 

 

Share this :
CHEERS 6

CHANNEL