Ini Cerita Di balik Revolusi Industri Bir Kriya di Hong Kong
By • Monday, 20 August 2018

Siapa sangka dalam kurun waktu lima tahun, Hong Kong sudah memiliki lebih dari 35 brewery memproduksi bir kriya. Hal itu sangat berbeda jika lima tahun yang lalu kamu berjalan-jalan ke Hong Kong dan menyambangi The Artist House di kawasan distrik Causeway Bay. Mungkin kamu hanya akan melihat besarnya sebuah pusat perbelanjaan dan labotarium sains daripada bar lokal. Nah kalau sekarang, coba lebih ke arah kanan dari distrik Causeway, mungkin akan sedikit kaget dan menemukan tempat-tempat keren yang bisa menambah cerita tentang per-bir-an. Pemandangan sebuah hidroponik rumahan yang menanam berbagai macam jenis rempah dan bunga yang diterangi oleh lampu-lampu LED adalah aktivitas sehari-hari para brewer di bar lokal dalam proses meracik bir kriya. Hal yang ada saat ini merupakan buntut dari revolusi industri bir kriya di Hong Kong selama lima tahun belakang.

Tapi, jangan harap ada pemandangan dan tempat beer-centric semacam itu di Hong Kong beberapa tahun lalu. Mayoritas bar di Hong Kong hanya menyediakan merk-merk bir besar semacam Carlsberg, Heineken, dan Tsingtao, walaupun The Globe sebuah bar perintis di Graham Street, HK menyediakan 19 tap dan 200 menu bir impor dalam skala terbatas. Hal tersebut malah menimbulkan kegelisahan, menurut Toby Cooper, owner The Globe dan founder Asosiasi Bir Kriya Hongkong “Kalau kita malah berakhir dengan situasi yang aneh, di mana banyak bir impor tapi kita malah nggak punya bir kriya buatan kita sendiri”.

Nah, melalui kegelisahan Toby rupanya menyalakan semangat dan membuat industri bir kriya Hong Kong mulai bergeliat. Akhirnya seorang Ekspatriat bernama Rohit Durgan benar-benar merealisasikan hal tersebut. Di mulai pada tahun 2013 dengan mendirikan dua pabrik bir kriya lalu berujung dengan lahirnya 35 pabrik bir kriya di Hongkong hingga sekarang.

Di awal pergeliatan Dugar tidak sendiri, dengan para militan pecinta bir lainnya yang berada di dalam Young Master Brewery mulai menyebarkan edukasi dan pengetahuan mengenai bir kriya melalui sebuah kota ramai penduduk bernama Kowloon. Terletak di seberang pelabuhan Victoria, terhubung dengan daratan Tiongkok dan rumah bagi sebagian besar penduduk Hong Kong. Di sini lah Dugar dan Young Master Brewery membuka bar lokal pertamanya  TAP – The Ale Project pada tahun 2014 di Mong Kok yang merupakan salah satu daerah berpenduduk paling padat di dunia.

Respon skeptis dan menganggap bir kriya bukan sebuah usaha menjanjikan pun ditunjukan oleh banyak orang di awal-awal usaha mereka. Namun pandangan itu dipatahkan melalui kesuksesan TAP – The Ale Project. Di tahun 2018 hampir seluruh jalan di Kowloon menjadi sebuah destinasi bir sentris, dengan banyak bar kecil dengan segudang harta karun di dalamnya. Bukan sebuah rahasia, jika TAP-lah awal inspirasi bar-bar lokal itu menjamur.

Setelah berhasil mengedukasi dan menjangkit para penggemar bir di kota-kota destinasi wisata. Dugar mulai menargetkan membuat beberapa bar lokal di wilayah Hongkong yang tidak terlalu ramai dengan membuka Second Draft. Setelah itu banyak beberapa proyek berkelanjutan yang dijalankan hingga saat ini. Hal menarik lainnya dari pergerakan Dugar dan para bir kriya militan di Hong Kong dalam proyek ini bahwa mereka tidak hanya terfokus pada ketersediaan bir kriya namun juga sampai mana mereka dapat mengeksplor variasi bir kriya.

A post shared by Second Draft (@seconddrafthk) on

Nah, jadi kalau dalam waktu dekat ini kamu berencana beervakansi, Hong Kong bisa jadi salah satu destinasi yang tepat. Sebab tidak akan ada kesulitan menikmati bir kriya dan merasakan berbagai pengalaman unik yang bersumber dari minuman berwarna ke emasan ini, lho!

Selain itu, apa menurut kamu Indonesia bisa mengikuti jejak kultur bir kriya seperti yang ada di Hong Kong ? Jangan lupa bagikan komentarmu!

Cheers.

Via: CNTRAVELER

SC

Share this :