Ketatnya Persaingan Membuat Beberapa Brewery Gulung Tikar!
By • Tuesday, 26 February 2019
Tags : / / / /

Menjadi seorang brewer bukanlah hal yang mudah. Mereka yang berprofesi sebagai brewer selalu ditantang untuk menciptakan bir yang segar dan nikmat. Salah satu tantangan terberat bagi seorang brewer adalah membuat bir dengan cita rasa yang cocok di lidah siapapun. Pasti yang berprofesi sebagai brewer kerap mendapat kesulitan seperti itu. Iya kan?

Tentu saja jika rasa bir yang diproduksi tidak bisa memuaskan dahaga para penggemar bir, bisa-bisa penjualan akan menurun. Ditambah lagi, industri bir sedang berkembang pesat di seluruh dunia. Hal tersebut membuktikan persaingan usaha di bidang bir akan semakin ketat.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Jason Locken (@lockenlife) on

Persaingan yang semakin ketat membuat beberapa brewery di dunia terpaksa gulung tikar. Bahkan brewery asal Amerika, BridgePort Brewing Company terpaksa menutup usahanya. Padahal brewery tersebut sudah berjalan selama 35 tahun.

Pihak dari BridgePort Brewing menyatakan bahwa mereka akan menutup brewery tersebut pada tanggal 10 Maret mendatang.

BridgePort Brewing didirikan oleh pembuat anggur yaitu Richard dan Nancy Ponzi. Lalu pada tahun 1995, brewery yang berdiri di Portland sejak tahun 1984 tersebut dibeli oleh The Gambrinus Company.

Salah satu alasan brewery tersebut menutup usahanya adalah berkurangnya pendapatan dari penjualan bir. Bahkan pihak brewery tersebut mengaku tak mampu lagi bersaing dengan kompetitor craft beer lainnya yang ada di wilayah Oregon dan Pacific Northwest.

Sebelum BridgePort Brewing Company, ada beberapa brewery yang gulung tikar terlebih dahulu. Di antaranya adalah brewery asal Oregon yaitu Alameda yang tutup pada November tahun lalu. Disusul Burnside Brewing yang tutup pada awal bulan Februari tahun ini.

BridgePort sendiri dikenal  karena bir racikannya yang berjenis India Pale Ale. Bir tersebut cukup populer dan digemari di seluruh penjuru Amerika dari tahun 1990 hingga 2000an. Pada masa jayanya, di tahun 2013 BridgePort bahkan didapuk sebagai tempat pembuatan bir terbesar kelima di Oregon, berdasarkan produksi barel.

Pendapatan mulai menurun pada tahun 2017. Bahkan hasil produksinya juga menurun sebesar 30% dari tahun sebelumnya. Karena hal itu mereka terpaksa menutup usaha yang telah dibangun dengan susah payah.

Selera masyarakat terhadap bir yang kerap berubah tentunya menjadi rintangan tersendiri untuk industri bir. Oleh karena itu brewer di seluruh dunia dituntut untuk terus kreatif. Brewer di Indonesia jangan mau kalah! Tetap eksplor bahan-bahan untuk meracik bir agar nantinya bir yang dihasilkan memiliki rasa menakjubkan! Cheers!

RY

Via: Detik

Share this :