Bangsa Sumeria adalah penikmat bir tertua di dunia. Mereka memang tidak pernah menciptakan bir tapi secara tidak sengaja mereka telah menemukan bir. Penemuan itu berawal sekitar 13.000 tahun lalu ketika para penggembara dan pemburu mendapatkan hasil panen pertamanya, gandum. Lalu 6.000 tahun kemudian, sebuah teks kuno mengungkapkan bahwa butir-butir gandum yang dipanggang, didiamkan hingga lembab dan basah kemudian dimakan akan menghasil suatu hal yang sangat menggembirakan. Ditemukanlah unsur-unsur bir untuk pertama kali. Barulah setelah unsur-unsur bir ditemukan, mereka menggiling butir-butir gandum yang sudah dipanggang dan menyimpannya dalam kuali besar. Mereka menambahkan air , rempah-rempah, madu, dan buah ke dalam proses fermentasi. Lantas terciptalah bir!
Yang bekerja membuat bir pertama kali adalah para wanita. Sebab pekerjaan memproduksi pangan memang dianggap sebagai pekerjaan wanita. 3,800 tahun kemudian barulah para pria dari Mesopotamia mulai teradiksi dengan keseruan membuat bir.
Adalah Ninkasi, seorang dewi pembuat bir yang dipuja-puja oleh bangsa Sumeria di kota Mesopotamia. Nama sang dewi memiliki arti “the lady who fills the mouth”. Ia dilahirkan dari air segar yang berkilau, memimpin para wanita sumeria bekerja membuat bir. Saat itu para wanita membuat bir untuk langsung dikonsumsi dan mereka pula yang menjadi penjaga dan menuangkan bir di kedai-kedai minum atau anggap saja bar level peradaban Mesopotamia. Keren ya!
Di dalam rumah ibadah, pendeta-pendeta wanita yang membuat bir dikatakan sebagai utusan dari Ninkasi. Orang-orang Mesopotamia menggunakan bir Ninkasi untuk ritual keagamaan, ramuan obat-obatan, dan minuman sehari-hari mereka. Bahkan bir digunakan sebagai makanan pokok orang-orang di kuil dan rakyat biasa karena dianggap bernutrisi dengan kandungan vitamin, protein dan karbohidrat. Lagipula, minuman beralkohol lebih aman dikonsumsi ketimbang air yang sudah terkontaminasi bakteri kotor. Orang-orang Mesopotamia kuno meminum bir dengan menggunakan sedotan untuk menjaring ampas gandum atau serangga. Saat minum bir mereka akan bersulang untuk Dewi Ninkasi.
Sebagai bentuk penghormatan untuk sang dewi, ditulislah sebuah himne untuk Ninkasi di atas batu yang isinya berupa resep membuat bir. Itulah resep bir tertua yang pernah tertulis. Kebangkitan masa pemujaan Ninkasi pada jaman sekarang terjadi 26 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1989 ketika sebuah perusahaan bir bernama Anchor di California memproduksi bir edisi terbatas dengan resep yang tertulis pada Himne Ninkasi. O hail the goddess of beer!
Via: Beeradvocate
MM
Copyright Beergembira.com. All rights reserved. 2024.