Perspektif Bir Dalam Sebuah Film
By • Wednesday, 28 March 2018

Menampilkan sebuah bir atau sekelompok orang sedang menikmati bir di sebuah adegan film adalah hal yang lumrah dan mungkin sering kita lihat di beberapa film. Namun, pernahkah kalian menyadari bahwa adegan mengkonsumsi bir tersebut justru dapat menjadi sebuah signature tersendiri dari film yang kita tonton walaupun adegan tersebut hanya muncul selama beberapa menit atau bahkan kurang dari 30 detik?

Untuk mendapatkan cuplikan sebuah adegan bir yang cukup memorable dari film-film buatan luar negeri, hal tersebut tidaklah begitu sulit. Beda dengan di film-film Indonesia. Ini bakal menjadi pembahasan yang cukup menarik sebenarnya. Tapi kita fokus ke beberapa film luar dulu yuk!

Mengkonsumsi bir bagi masyarakat Eropa dan Amerika tentu bukanlah suatu hal yang aneh. Bagi mereka, menenggak bir itu sudah bagian dari budaya dan keseharian, serta tidak ada stigma aneh-aneh yang menempel saat orang kedapatan menikmati bir. Pun ketika bir dimasukkan ke dalam sebuah adegan film, ya hal tersebut lumrah-lumrah saja bagi mereka. Tidak perlu repot-repot menyensor atau membuat gelas bir menjadi blur saat adegan tersebut ditampilkan.

Di bawah ini adalah cuplikan dari beberapa adegan film Hollywood yang cukup populer dan memasukkan bir sebagai bagian dari gimmick film yang menurut kami cukup keren.

The Shawshank Redemption

Tidak semua adegan bir dalam sebuah film harus berakhir dengan perkelahian atau pesta yang ugal-ugalan. The Shawshank Redemption mampu menampilkan adegan bir yang cukup elegan di mana minuman beralkohol ini digambarkan sebagai alat pemersatu serta jawaban atas sebuah permasalahan.

Django Unchained

Ada suatu momen magis saat Dr. King Schultz menuang bir dari mesin tap. Adegan tersebut digambarkan secara eksplisit bagaimana seharusnya menuang dan menyajikan bir secara baik dan benar. Dan tentu saja, ini merupakan bir pertama yang dinikmati oleh Django. Prost!

The World’s End

Film yang mengkisahkan lima orang sahabat yang melakukan napak tilas ke bar-bar favorite mereka saat muda. Cuplikan adegan di bawah ini merupakan bagian yang terbaik sekaligus terlucu untuk kami. What kind of person who enters a bar and ask for a glass of water? :)))

Jika Hollywood bisa memasukkan unsur bir ke dalam sebuah film dengan kemasan humor, drama, dan laga tanpa menimbulkan persepsi yang sedikit berkonotasi negatif, lalu bagaimana dengan di Indonesia sendiri?

Unsur bir dalam film Indonesia sebenarnya sudah ada di film-film lokal rilisan tahun 1980-an. Bagi mereka yang sempat merasakan nonton video dalam format Betamax pasti tidak sulit untuk menggali ingatan beberapa adegan di film Indonesia yang juga memasukkan bir sebagai unsur gimmick.

Ketika saya mencoba untuk mengingat kembali film Indonesia apa saja yang memasukkan unsur bir, pikiran saya selalu tertuju pada film-film laga Indonesia era 80-an. Mungkin di sini ada yang berpikiran sama seperti saya. Yah, mungkin di masa tersebut, film laga memang termasuk yang banyak peminatnya. Apalagi kalau ditambah unsur erotisnya. Haha! Sebut saja mulai dari Barry Prima, almarhum Advent Bangun, George Rudy, Johan Saimima, hingga si ratu film laga, Cynthia Rothrock, merupakan nama-nama yang menjadi jaminan mutu jika seseorang ingin membuat film laga di masa tersebut.

Kembali ke perspektif  soal bir dan film laga tadi, mungkin memang sudah rumusnya untuk film-film 80-an kalau ada adegan berkelahi pasti sebelumnya sudah atau baru menenggak bir, atau adegan tersebut terjadi di sebuah warung minuman dan melibatkan banyak lakon. Citra bir di era ini bisa dibilang ‘cukup buruk’. Bir dianggap sebagai akar permasalahan, the roots of all evil. Melalui doktrin-doktrin lewat film tadi, maka lahirlah sebuah pemahaman keliru tentang bir. Gilanya lagi, persepsi ini menjadi budaya turun temurun hingga ke beberapa generasi. Di jaman itu, kalau kamu menggemari bir, bisa-bisa dicap sebagai crossboy, jeger, jawara, dll.

Darah Perjaka (1985)

Yang Perkasa (1986)

Citra bir dalam sinema Indonesia rupanya tidak melulu mengandung konotasi negatif. Setelah mencari-cari kembali di Youtube, film-film bergenre komedi ternyata sudah lebih dulu memasukkan bir ke dalam beberapa adegannya. Meski maknanya implisit dan lebih sekedar ‘titipan sponsor’, namun setidaknya citra bir di sinema komedi ini tidak dianggap sebagai biang persoalan layaknya yang kerap muncul di film-film laga.

Pokoknya Beres (1983)

Manusia 6 Juta Dolar (1981)

Hingga saat ini, bir identik dengan hal-hal buruk nampaknya masih menjadi paradigma di berbagai kalangan. Mereka yang berpikiran luas tentu tidak akan termakan dengan pandangan usang tersebut. Selayaknya menjadi tugas kita bersama sebagai peminum bir yang bertanggung jawab dan #TahuBatasnya untuk mematahkan stigma tersebut.

Yuk, kita ngebir dulu lah bareng Samson biar rileks. Cheers!

 

Share this :