Stout x Dark Lager: Serupa Tapi Tak Sama
By • Tuesday, 16 May 2017

Siapa di sini yang menggemari bir hitam atau stout? Bir berwarna hitam gelap yang dibuat dari campuran biji gandum, hop, air, dan ragi memang memiliki stigma yang agak kurang ‘mengenakkan’ kalau di sini. Di Indonesia, banyak julukan yang diberikan kepada bir ini. Salah satunya adalah ‘birnya mas-mas’ haha! Entah kenapa julukan ini diberikan. Mungkin agak kurang populer di kalangan pecinta bir di sini atau memang penikmatnya justru banyak di kalangan pria berumur sehingga stigma ‘bir mas-mas’ ini sudah kadung menempel di bir hitam tersebut. Penulis pun termasuk salah satu penggemar berat stout. Jadi jangan khawatir. You’re not alone!

Seiring perkembangan waktu, popularitas dari bir hitam ini semakin lama semakin menunjukkan tajinya. Bir yang dulu hanya bisa didapatkan di bar-bar pinggiran kota atau kasarnya, diskotik-diskotik dangdut, kini sudah mulai merambah ke bar-bar atau club bergengsi di kota-kota besar di Indonesia. Statusnya sudah naik kelas. Dari sekedar ‘bir mas-mas’ kini sudah bersanding dengan beberapa merk lainnya di rak-rak bir yang dijual di beer house atau bar, baik produksi lokal maupun internasional.

Alasan orang tidak menggemari stout salah satunya adalah rasanya yang agak keras dan pahit. Tidak heran makanya minuman ini lebih populer di kalangan kaum adam dibandingkan kaum hawa. Tapi tidak sedikit juga pria yang kurang menggemari stout. Nah, baru-baru ini di Jakarta mulai beredar bir hitam yang rasanya tidak sekeras stout. Mungkin kalian pernah mendengar tentang San Miguel Cerveza Negra yang beberapa waktu lalu resmi dijual di sini. Bir ini memiliki warna yang hitam. Sama persis dengan bir stout seperti merk Guinness atau Anker. Namun jangan salah, bir ini berbeda dengan stout seperti pada umumnya. Bir seperti San Miguel Cerveza Negra ini lebih dikategorikan sebagai dark lager. Supaya kita tidak salah kaprah antara Guinness, Anker, maupun Cerveza Negra, kami akan coba jabarkan masing-masing perbedaannya.

Guinness, Panther, atau Anker, termasuk bir stout yang paling populer di negeri ini dan mudah didapat di mana-mana. Mereka bisa dikategorikan sebagai Dry atau Irish Stout. Kata stout sendiri awalnya memiliki makna ‘sesuatu yang berani’. Setelah abad ke-14, kata tersebut berubah maknanya menjadi ‘sesuatu yang keras dan kuat’. Nggak heran makanya bir tersebut akrab di kalangan laki-laki karena rasanya yang memang cukup keras dan memiliki aroma yang kuat.

Penggunaan kata stout yang diasosiasikan dengan bir ditemukan tahun 1667 dalam sebuah dokumen yang tercatat dalam Egerton Manuscript yang menjabarkan bahwa stout beer adalah bir yang keras dan bukan bir yang berwarna hitam. Sedangkan istilah porter sendiri awalnya digunakan pada tahun 1721 untuk mendeskripsikan bir berwarna cokelat pekat yang dibuat dari biji-biji gandum yang dibakar. Popularitas porter saat itu membuat banyak brewers melakukan eksperimen untuk membuat varian-varian dari bir hitam berdasarkan dari tingkat kekuatan rasanya. Stout porters adalah kata yang awalnya digunakan untuk menggambarkan bir dengan rasa yang cukup kuat hingga akhirnya penggunaan kata stout saja yang jamak dipakai hingga kini.

Selain Irish Stout, ada banyak varian dari stout seperti Imperial Stout, Baltic Porter, English Porter, Milk Stout, Oatmeal Stout, Chocolate Stout, dan Coffee Stout. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Science of Food and Agriculture menyebutkan bahwa bir hitam memiliki kandungan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan light beer. Zat besi sendiri merupakan salah satu unsur penting dalam sel tubuh manusia yang fungsinya membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Stout juga memiliki antioksidan yang paling banyak untuk membantu memperbaiki kerusakan sel yang terjadi secara alami dalam tubuh manusia.

Stout dan dark lager dihasilkan dari proses yang kurang lebih serupa, yakni hasil dari pembuahan air, malt, dan hop. Yang menjadi pembedanya, stout berasal dari keturunan ale dan nenek moyang dari dark lager tentu saja lager. Dua jenis bir ini tentu saja berbeda dan memiliki karakternya masing-masing. Stout memiliki sensasi rasa pahit tersendiri sedangkan dark lager sama sekali tidak memiliki rasa yang hoppy.

 

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya di atas, San Miguel Cerveza Negra merupakan dark lager yang sudah resmi bisa kamu dapatkan di gerai-gerai toko minuman atau bar-bar yang tersebar di seluruh pelosok ibu kota maupun daerah-daerah lainnya. Meski baru pendistribusiannya baru seumur jagung, minuman yang didistribusikan oleh PT Delta Djakarta ini wajib masuk ke dalam daftar bir yang harus kamu coba. Dilihat dari penampilannya yang sama-sama berwarna hitam gelap, orang mungkin akan menyangka bahwa bir ini termasuk ke dalam golongan stout. Tapi saat kamu mulai mencicipinya, baru akan terasa jelas perbedaannya bahwa minuman ini bukanlah jenis stout melainkan dark lager.

Pilsen malt dengan kualitas tinggi yang dipanggang dengan skala darker menghasilkan spektrum berwarna gelap yang membuat dark lager seperti Cerveza Negra ini berwarna hitam pekat seperti stout pada umumnya. Tidak seperti stout yang rasanya cukup keras dan pahit, Cerveza Negra justru tergolong ringan dan memiliki sedikit hint rasa karamel dan aroma yang memikat ketika disesap. Ras pahit dari hop dan manis gandumnya seimbang.

Jadi, sudah bisa membedakan ya apa itu stout dan dark lager? Berani untuk mencobanya? Go! Ingat ya, tetap minum dengan bertanggung jawab.

Cheers!

Share this :