Theresa McCulla : Detektif Sejarah Bir Abad 20
By • Thursday, 12 December 2019

Jika ada profesi yang bikin gigit jari para penikmat bir sedunia, salah satunya pasti apa yang dikerjakan oleh wanita yang satu ini. Pada bulan Juli 2017, telah diumumkan bahwa Smithsonian’s National Museum of American History telah sepakat untuk menggaji Theresa Mcculla sebagai sejarawan untuk sejarah brewing di Amerika.

Terus kira-kira, apa saja yang harus dia kerjakan?

McCulla akan melakukan riset tentang bagaimana bir dan proses pembuatannya terkait dengan Amerika secara luas. McCulla akan berkeliling Amerika untuk mengumpulkan cerita-cerita dari banyak pembuat bir dan mengumpulkan ‘artifak’ pembuatan bir untuk museum.

Sejarah bir dan pembuatannya berguna sebagai sudut pandang untuk melihat banyak isu yang terjadi di Amerika. Menurut McCulla, dengan melihat bir, kita bisa memahami sejarah perpindahan manusia, transportasi, perubahan teknologi, bisnis, juga budaya konsumsi dan hubungannya dengan periklanan.

Latar belakang keluarga McCulla pun sangat pas dengan profesi barunya. Sejak berusia 8 tahun, McCulla dan saudara-saudarinya membantu mengemas botol dan menyusunnya di garasi. Ayahnya yang berasal dari Milwaukee, ibu kota bir dunia, membuat bir di rumah mereka di Richmond.

Paman dan sepupunya juga menyukai membuat bir sendiri di rumah, beberapa bahkan membuka rumah produksi kecil di Radford, Virginia. Cerita-cerita seperti inilah yang akan dikumpulkan olehnya untuk ditampilkan kembali pada masyarakat.

Tidak hanya menikmati jalan-jalan dan mendengarkan cerita, McCulla juga berharap untuk meruntuhkan mitos dan anggapan negatif terhadap bir. “Bir dan proses pembuatan bir saat ini identik dengan maskulinitas, tapi jika kita melihat sejarah, pembuat bir pertama di Amerika adalah perempuan dan para budak yang meracik di rumah sendiri” tutur McCulla.

Meskipun sebagian besar pekerjaannya adalah riset dan menulis, ia pun berniat untuk bisa mencicipi bir juga.

Dari CIA Menuju Smithsonian

Namun ternyata untuk menjadi seorang sejarawan pun tak semudah yang kita bayangkan. McCulla mengantongi beragam titel yang luar biasa disertai pengalaman yang akhirnya membukakan pintu menuju Smithsonian.

Sebagai lulusan dari Harvard University, McCulla mempelajari romance studies, yang memantik semangatnya untuk menjelajah budaya dan makanan. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Cambridge School of Culinary Arts untuk menambah kemampuannya memasak, dan kembali lagi ke pasca-sarjana Harvard dan kemudian mengambil gelar dokter.

Sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi sejarawan, McCulla bekerja dibalik layar untuk Central Intelligence Agency (CIA). Menjadi seorang analis media Eropa untuk CIA berbekal kemampuannya berbahasa asing, ketika bekerja disana justru ia mendapat inspirasi untuk melakukan sesuatu yang kreatif. Ia memutuskan untuk keluar setelah bekerja disana selama 3 tahun untuk mendapat gelar doktoral di Harvard.Pada usianya yang ke 34, ia muncul ke permukaan setelah hampir tidak dikenali oleh publik.

 

Perjalanan Menyibak Kisah Bir di Amerika

Tugas pertamanya ketika bergabung bersama Smithsonian adalah untuk melakukan survei pada koleksi-koleksi museum yang berkaitan dengan bir. Ia menghabiskan banyak waktu di pusat arsip dan ruang penyimpanan untuk memeriksa alat-alat membuat bir, dokumen dan materi periklanan.

Sementara banyak hal menarik dan menambah wawasan yang ia temui, ia juga melihat bahwa cakupannya pun terbatas. Ia memulai mengisi jurang sejarah yang ada dan mulai menciptakan koleksi baru untuk memulai babak sejarah pembuatan bir modern di Amerika, dimulai dari pertengahan abad 20. Usahanya merupakan bagian dari American Brewing History Initiative,  sebuah projek 3 tahun yang disiapkan untuk membangun koleksi artifak terkait dengan produsen rumahan dan craft beer abad 20, didanai dengan hadiah dari Brewers Association.

“Kebanyakan dari kita sudah terbiasa dengan citra tentang wirausahawan asal Jerman yang tiba di Amerika dan mulai membuat bir lager,” ujarnya. “Pada titik tertentu, disitulah memori kolektif kita tentang sejarah pembuatan bir dimulai. Tapi pembuat bir asli di Amerika sudah pasti adalah orang asli, dan di awal sejarah kita sebagai koloni dan sebuah bangsa, seringkali perempuan dan kaum budak lah yang menjadi peracik di rumah-rumah. Meracik bir kurang lebih adalah sebuah tugas domestik, dan tidak ada yang glamor tentang hal tersebut.”

Menggunakan informasi itu sebagai latar belakang, McCulla menelusuri sejarah bir terkini di Amerika- sebuah periode yang ia lihat sebagai titik penting dalam sejarah revolusi craft beer. “Sebenarnya baru pada tahun 1960-an lah kita melihat kembalinya semangat untuk meracik bir di rumah,” ujar McCullan. “Disitulah tautan penting antara kemiripan bir abad 20 dan keragaman craft beer yang kita nikmati hari ini.”

Untuk meniupkan nyawa pada sejarah, McCulla dengan senang hati terjun dalam perjalanan berkeliling Amerika untuk mencari artifak dan cerita. Inilah bagian yang paling ia sukai dari pekerjaannya.

“Bertemu dengan para peracik, petani, guru dan penulis sangat memberi energi- berbagai macam orang yang terlibat di dalam industri- dan mempelajari tentang karir dan hal apa saja yang mempengaruhi mereka sepanjang jalan.”

McCulla tidak hanya mengumpulkan cerita-cerita, ia juga membawa pulang banyak harta karun dan dokumen agar koleksi Smithsonian semakin berkembang-seperti sebuah sendok kayu yang digunakan oleh ahli racik dan pendiri Brewers Association, Charlie Papazian selama masa ia mengajar. “Ia menyebut sendok itu sebagai ‘sendok karismatik,'” McCulla berkomentar tentang alat aduk itu. “Tidak terlihat sebegitu karismatik-hanya sebuah sendok yang digunakan berkali-kali-tapi menurutku sendok itu merupakan refleksi yang luar biasa dari bagaimana sendok itu digunakan olehnya dan murid-muridnya. Kami melihatnya sebagai artifak sejarah yang berharga.”

Charlie Papazian juga mencetak skor tinggi untuk mikroskop Maytag yang diberikan oleh ayahnya ketika Maytag masih remaja. “Ia tidak begitu saja tertarik untuk meracik, tapi sisi keilmuan dari hal itu yang membuat ia tertarik,” ujar McCulla. “Ketika ia membeli Anchor pada tahun 1965, rumah produksi itu masih separuh bergumul karena bermasalah dengan isu kebersihan bir, sehingga ia membawa mikroskop ke dalam rumah bir dan menemukan biang masalahnya.”

Jika Anda berpikir bahwa pekerjaan ini berhubungan dengan minum-minum, Anda mungkin keliru, McCulla secara rutin mencoba banyak produk dari berbagai wilayah selama perjalanannya. “Hanya sedikit rumah bir yang menjadi kesukaan saya di seluruh negeri,” ujarnya. Diantaranya adalah Albuquerque Marble Brewery dan Bell di Michigan.

“Pekerjaanku menyangkut berbagai macam tugas,” tutur McCulla. “Dan semuanya luar biasa.”

 

Via: October

Share this :