Cara Menegur Teman yang Punya Drinking Problem
By • Tuesday, 3 January 2017

Konsumsi bir dan minuman alkohol lainnya secara berlebihan memang masih menjadi masalah – nggak cuma di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Maka itu, Beergembira hadir untuk mengedukasi tentang bir dan pentingnya drink responsibly.

Kalau kamu sudah bisa minum secara bertanggungjawab dan tidak berlebihan, that’s awesome!
Namun bagaimana kalau saudara atau teman dekatmu masih ada yang suka minum berlebihan sampai mabuk? Ini tugasmu untuk membantu mereka menjadi penikmat bir yang #TahuBatasnya.

Bagaimana cara menyampaikannya?

Kalau kamu yang ada di posisi orang yang memiliki masalah dengan alkohol, kamu tentu ingin diberitahu secara baik-baik, kan? Menurut Dr. Sheri Jacobson, psikoterapis dan penasihat di Harley Therapy, cara terbaik untuk mendekati orang yang kamu khawatirkan adalah secara halus dan dengan empati.

“Saat kamu bilang ‘kayaknya kamu minum terlalu banyak alkohol, deh’, respon orang yang kamu ajak bicara biasanya akan defensif – mengelak kalau ia memang banyak minum,” katanya. “Ia mungkin berpikir ‘ya semua orang juga begitu’ karena drinking culture yang ada di lingkungan pergaulanmu. Tapi, kamu tahu bahwa kebiasaan minumnya ini sudah melebihi batas wajar. Jadi tunjukkanlah kepedulianmu, bukan ketidaksukaanmu.”

Apa yang harus dikatakan?

Menggunakan bahasa yang positif adalah kunci dari pendekatan empatis. Kalimat yang dianjurkan Dr. Jacobson antara lain:

  • “Kalau minumnya nggak sebanyak ini, kayaknya kamu bakal lebih sehat deh.”
  • “Kamu kelihatannya jadi serba negatif sejak berlebihan minum, bukan kayak teman/saudara yang saya kenal sebelumnya. Saya bukan ngomong ini supaya kamu marah, tapi karena saya peduli.”
  • “Kamu kayaknya nggak banyak olahraga daripada dulu, deh?”
  • “Coba rutin yoga atau main futsal. Kayaknya lebih seru daripada dirumah minum-minum terus.”

Sementara itu, hindari kritik pedas, ngejudge, dan melabelinya dengan “alkoholik”. Untuk menghindari pembicaraan yang begitu-begitu saja (Ia: “Nggak!” Kamu: “Iya, nggak usah ngelak.”) akan lebih baik kalau kamu tetap membuat pertanyaanmu terbuka, misalnya “Saya merasa X, menurut kamu gimana?” daripada “Sadar nggak sih kamu itu bermasalah?”

Apa saja yang harus dipersiapkan?

Saat prakteknya, sangat penting untuk memilih momen yang tepat. Pastikan kamu dan yang akan kamu ajak bicara moodnya baik, tenang, dan tidak emosional. Kamu juga perlu berbekal banyak informasi supaya bisa memberikan solusi bagi teman atau saudaramu ini.
Kamu bisa membantu dan mendukungnya, tapi ia tentunya butuh keinginan dari dalam dirinya sendiri untuk bisa membatasi minumnya. Ini berarti, kamu perlu bicara dengannya dua atau tiga kali sampai ia benar-benar sadar kalau kebiasaan minum alkoholnya itu bermasalah.

 

Semoga berhasil!

 

AM
Via Drink Aware

Share this :