Barleywine: Bir atau Wine?
By • Thursday, 22 June 2017

Namanya mungkin membuat bingung: Barleywine (atau barley wine) sebenarnya adalah salah satu jenis bir − bukan wine.

Dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu produk gaya bir terbaik dan paling layak disimpan di gudang, minuman ini jelas bukan untuk mereka yang tidak kuat minum alkohol, juga bukan untuk mereka yang mencari pengalaman minum yang santai atau lebih bernuansa. Hal yang bisa diharapkan dari bir ini adalah sesuatu yang sangat intens dan beraroma.

Salah satu gaya bir terkuat dengan kandungan alkohol berkisar antara 7-15% ABV ini memiliki rasa yang fruity, lively, kadang manis-kadang pahit, dan selalu cukup beralkohol (meski sudah diimbangi dengan profil rasa yang kuat).

Hops adalah komponen utama barleywine. Karakternya didominasi oleh rasa buah-buahan atau minyak jeruk, memiliki thick body dan terkonsentrasi.

Mengingat bahan-bahan pembuatnya yang intens serta alkohol yang tinggi, kebanyakan barleywine adalah kandidat yang sangat baik untuk disimpan di gudang. Mereka bisa berkembang seperti wine, menghasilkan rasa yang berbeda setelah disimpan lama karena bir berkadar alkohol tinggi ini mengandung gula dan alkohol yang memiliki kualitas seperti pengawet.

Banyak brewery yang memasukkan vintage date atau tanggal panen pada produknya untuk membantu konsumen dalam mencatat penuaan bir. Namun, banyak juga yang merasa bahwa bir paling baik langsung dikonsumsi untuk mempertahankan hop aromatik yang dominan. Simpelnya, sih, semuanya kembali lagi ke selera pribadi.

Kalau barleywine bukan seleramu, sebagai alternatif, kamu bisa cari strong ale. Bir ini masih dianggap mudah disesap dan tidak terlalu keras, pas banget untuk menghangatkan badan saat malam sedang dingin.

 

AM
Via Outside Online

Share this :