Pada tahun 2016, sekitar 90% botol dan kaleng di Denmark didaur ulang. Namun menurut masyarakatnya, angka tersebut dianggap masih kurang.

Denmark ingin membuat salah satu eksport paling terkenal yang sebisa mungkin sangat ramah lingkungan. Maka itu, tercetuslah ide membuat “Green Fibre Bottle”, botol yang dibuat dari fiber kayu dan tentunya bisa terurai dengan sempurna dalam beberapa tahun ke depan.

“Ini adalah tentang menciptakan inovasi yang berkelanjutan untuk masa depan dan kemasan juga merupakan bagian penting dari jejak karbon kami,” jelas Charlotta Lyon, Vice President of Sustainability Carlsberg .

Tak hanya Green Fibre Bottle, mereka juga melakukan penanaman “future-proof” alias menggunakan suatu metode yang bisa meminimalisir efek yang bisa berpengaruh pada tanaman di masa depan. Mereka menanam gandum yang tahan terhadap pengaruh perubahan iklim.

Menurut Birgitte Skadhauge sebagai Kepala Laboraturium Carlsberg, hal tersebut dimaksudkan agar brewery bisa menggunakan gandum yang stabil dan berkualitas, “saat ini kita lihat bahwa perubahan cuaca secara ekstrim sering terjadi. Dan demi mendapatkan gandum yang stabil dan suplai malt berkualitas tinggi, sangat penting bagi Carlsberg untuk bisa aktif dan bisa mengembangkan varietas gandum baru yang tahan terhadap perubahan ini.”

Kegiatan daur ulang di Denmark bisa dibilang sukses karena sudah berjalan sesuai dengan skema yang benar. Bahkan, setiap harinya ada 3.5 juta botol dan kaleng yang dikembalikan (untuk didaur).

“Tentu, ini adalah fragmen dari semua tempat minum yang dibawa oleh konsumen ke rumah setiap harinya dari supermarket. Ya, tapi setidaknya, sekarang tempat minum ini telah disortir dan saya kira kita akan melihat di beberapa tahun mendatang, hal serupa akan dilakukan ke sektor konsumsi lainnya,” kata Lars Krejberg Petersen, CEO Dansk Retursystem.

Salut!

AM
Via Al Jazeera English