Sebuah perusahaan peracik bir kriya dengan bahan-bahan khas dan rasa yang unik bernama Sankofa tumbuh di jantung Washington DC untuk membawa Afrika Barat ke Amerika Serikat. Rumah racik tersebut dikenal dengan pengolahannya. Menggabungkan rasa tradisional bir kriya dengan rasa khas Afrika Barat.
Kisah persahabatan 2 peracik asal Ghana ini dimulai sejak bangku sekolah di Nigeria. Keduanya dibesarkan di Afrika Barat, namun pertemuan mereka harus tertunda karena perpindahan kedua keluarga mereka. Jalan keduanya kembali dipertemukan, Kofi Meroe lulus dari kuliahnya di Massachusetts dan bertemu kembali dengan Amado Carsky di ibu kota.
Keduanya memiliki kesukaan yang sama akan bir kriya. Ketika Meroe mengetahui bahwa bir kriya bisa diracik sendiri, ia membeli buku tentang meracik bir dan memulainya sendiri. Kekurangan uang, namun haus akan bir kriya, keduanya membuat batch bir kriya pertama mereka pada tahun 2012. Hal itu terjadi di apartemen Meroe yang kecil di Washington DC.
Tidak puas hanya bisa membuat bir, keduanya bertualang. Mengunjungi banyak peracik bir kriya lokal, mencicipi sebanyak mungkin bir kriya, hingga mendatangi semua acara yang bisa mereka temui.
Menerima banyak respon positif tentang ciptaan mereka, keduanya memperbesar cakupan operasional mereka pada tahun 2015. Berawal dari 3-5 galon batch dalam gelas kaca hingga 10-15 galon batch dalam tong.
Usaha keras mereka pun didukung oleh salah satu brewpub kecil bernama Public Option. Pada tahun 2016, pemilik Public Option, Bill Perry dan istrinya Cathy Huben menawarkan Meroe untuk menggunakan alat-alat racik mereka.
Meroe menceritakan apa saja yang sedang mereka kerjakan. HYPEbiscus Pale Ale, salah satu bir kriya mereka menarik perhatian sang pemilik Public Option. Bir kriya ini dibuat dengan kembang sepatu yang dikeringkan secara organik. Kembang sepatu ini selalu ada di dapur Meroe, dan dikenal sebagai tanaman obat di Afrika Barat.
Mereka pun berkolaborasi dengan Saints Row Brewing untuk menciptakan bir “Out Of The Night.” Bir berjenis black IPA dengan bahan kopi yang didatangkan langsung dari Ghana. Tanpa bahan-bahan khas dari Ghana pun keduanya akan selalu mencari cara menyisipkan akar Afrika barat dalam racikannya. Seperti yang mereka lakukan untuk bir kriya mereka, Harmattan Haze. Diracik dengan bahan dari Jerman dan Amerika, bir ini akan membawa penikmatnya pada romantisme gurun Sahara di Afrika Barat.
Setelah berhasil merilis kembali HYPEbiscus pada tahun 2017, Meroe mendaftarkan Sankofa Beer Company secara legal. Simbol yang digunakan sebagai lambang dari perusahaan tersebut adalah simbol Adinkra. Seekor burung mistis dengan kepala yang berputar ke belakang dan membawa telur di paruhnya. Sankofa sendiri adalah bahasa dari suku Ashanti di Ghana, yang berarti “to go back and fetch” (ambil kembali). Secara filosofis, untuk bisa maju ke depan dan memiliki masa depan yang cemerlang, seseorang harus kembali mengenal dirinya atau kembali ke tempat asalnya.
Sebagai bagian kecil dari kaum kulit hitam yang memiliki rumah racik sendiri, keduanya dengan cepat menjadi bahan pembicaraan. Untuk lebih mengenal para pendukungnya, keduanya melakukan Sankofa Summer Tour di area Washington DC.
Produksi mereka makin besar setelah keduanya mendapat dukungan pendanaan dari kampanye Kickstarter yang berhasil mengumpulkan 28.894 $ di tahun 2017.
Pada tahun 2018, tercatat bahwa Ghana hanya mengekspor 6.963 galon bir. Pasar bir kriya di Ghana masih sangat muda. Selain itu bir-bir komersial dari negara lain justru mendominasi, hingga ke penggunaan bahan yang harus dibawa dari luar.
Inland Microbrewery, adalah satu-satunya peracik bir skala mikro di Ghana, dan baru dimulai pada tahun 2003. Peracikan yang dibangun oleh Clement Djameh itu, berharap untuk mendukung industri lokal dan menolong para petani.
Meroe mulai tahun ini akan menggunakan sorgum (tanaman pangan pengganti nasi atau cantel) dan resep jawawut (millet) untuk menciptakan rasa bir kriya yang khas dari Sankofa.
Selain itu, mereka juga berencana untuk memproduksi bir stout dengan susu coklat yang dicampurkan dengan coklat mentah dari Ghana. Hypebiscus pale ale, salah satu produk merek yang paling dikenal juga akan dirilis kembali.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Meroe pulang ke Ghana dan menemui peracik bir lokal bernama Sala. Sala dikenal dengan racikan birnya yang menggunakan biji jawawut (millet). Proses meracik yang ada di Ghana sedikit berbeda. Mereka menggunakan pot tanah liat dan ragi liar, sehingga menghasilkan sesuatu yang berbeda ketika meracik dengan gandum.
Kofi Meroe mengungkapkan keinginan untuk berkolaborasi dengan para peracik lainnya. Terutama mereka yang dekat atau berasal dari Afrika.
Semoga kisah di atas bisa membuat kamu terinspirasi untuk ikut serta membuat bir kriya sendiri. Sangat penting untuk selalu mengakar pada budaya dan tradisi sendiri meskipun berada jauh dari rumah. Tetap saling menginspirasi dan jaga terus semangat #TahuBatasnya ya !
Via: October
Copyright Beergembira.com. All rights reserved. 2024.