Mencari inovasi untuk bir terus dilakukan oleh brewery dan juga peneliti. Buktinya, bulan Desember nanti akan rilis bir yang terbuat dari ragi berumur 45 juta tahun. How crazy is that?
Sama seperti di film Jurassic Park, peneliti mengambil DNA dari fosil. Bedanya, peneliti atau ilmuwan di film Jurassic Park menggunakan DNA fosil serangga untuk dijadikan dinosaurus baru. Kalau ilmuwan di kehidupan nyata menggunakan DNA fosil saccharomyces cerevisiae atau ragi kuno untuk membuat bir.
Pada tahun 1992, ilmuwan bernama Raul Cano menemukan fosil ragi kuno yang terperangkap dalam batu ambar. Ia punya ide untuk memakainya sebagai bahan bir, lalu bekerjasama dengan seorang microbiologist bernama Chip Lambert. Kemudian keduanya mendirikan brewery bernama Fossil Fuels Brewing Company.
Mereka melakukan eksperimen dengan ragi ini selama 20 tahun karena penanganannya berbeda dengan ragi modern. Ragi kuno difermentasi dengan keras dan harus selalu diawasi, jadi bisa dibilang cukup high-maintenance. Setelah bereksperimen, mereka semakin serius untuk memasarkan saison dari ragi kuno era Kenozoikum, era munculnya mamalia modern pertama. Mereka menjalin kerjasama dengan Schubros Brewery supaya bir ini bisa dirilis ke pasaran. Cara mengolah fosil ragi kuno seperti dibawah ini:
(Ilustrasi oleh Noma Bar)
Ketika ditanya soal rasa, Ian Schuster dari Schubros Brewery menjawab, “Ragi ini sebenarnya bisa mengeluarkan rasa yang berbeda-beda, tergantung difermentasi pada temperatur berapa, dicampur dengan tipe dan berapa banyak barley, gandum, dan gula. Saison ini khususnya, punya rasa dan aroma anggur yang unik.”
“Tetapi jika di brew dengan cara lain, rasa yang dihasilkan bisa mirip cengkeh atau agak spicy. Intinya, rasanya sangat unik,” tambahnya.
Ale ini diperkirakan akan diberi harga $25 (sekitar Rp 325ribu) per botol berisi 750ml.
Saat ini, minuman masih dalam tahap penyempurnaan karena mereka tidak mau melakukan kesalahan dalam memproses ragi langka.
AM
Via MUNCHIES
Copyright Beergembira.com. All rights reserved. 2024.