Ketika kami pertama kali berjumpa di sebuah restoran Italia di bilangan Kemang satu tahun yang lalu untuk membahas proses kelahiran dari web kesayangan kita-kita semua ini, kami sudah sepakat dari awal kalau Beergembira, selain menjadi sebuah wadah informasi dan edukasi mengenai apa pun tentang bir dalam bahasa Indonesia, juga harus menjadi sebuah corong dalam menyampaikan sebuah ajakan positif (tanpa bermaksud menggurui) tentang bagaimana menikmati bir secara bertanggung jawab dan aman. Aman bagi diri sendiri dan orang lain tentunya.
Di tahun 2015 lalu, program kampanye yang digembar-gemborkan oleh Beergembira adalah #PenikmatBirBukanKriminal. Ini kami lakukan sebagai bentuk perlawanan balik terhadap stigma yang dicetuskan oleh segelintir polisi moral yang mengatakan bahwa bir adalah akar dari segala kejahatan. Setiap penikmat bir, secara general, sudah dikriminalisasi terlebih dulu tanpa melihat latar belakang dari masing-masing individu. Kami juga tidak menyangkal kalau minuman beralkohol dapat membuat orang melakukan tindak kriminal, tapi itu hanya berlaku bagi mereka yang minim pendidikan. Kami yakin kalau di antara teman-teman di sini adalah peminum yang bertanggung jawab. Cheers for that!
Lalu apa tema kampanye yang akan kami usung dalam memasuki tahun 2016 ini? Sedikit terlambat memang, tapi lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.
Setelah melalui beberapa kali diskusi di kantor, kami sepakat untuk mengusung tema #TahuBatasnya. Penikmat bir yang pandai dan bertanggung jawab tahu batasnya kapan harus mengatakan “tidak” untuk tawaran gelas berikutnya.
Bagi sebagian masyarakat di sini, bir dan minuman beralkohol lainnya mungkin masih dianggap tabu dan hal yang menyesatkan. Namun bagi mereka yang pemikirannya terbuka, bir sudah menjadi bagian dari kultur dan sudah dapat diterima sebagai bagian dari hidup.
Menikmati bir sejatinya adalah bentuk sebuah rekreasi. Tidak ada rasa yang dapat mengalahkan ketika gelas yang berisi bir dingin masuk dan membasahi tenggorokan kita. Just Like Heaven kalau mengutip salah satu judul lagu dari The Cure.
Namun esensi rekreasi dapat berubah menjadi sebuah petaka jika minuman beralkohol yang dikonsumsi sudah melebihi batas. Kamu bisa saja menjadi sangat mabuk dan tidak ingat betapa bodohnya kamu menggoda perempuan di sebelahmu sementara pacarnya tepat berada di sampingnya.
Penikmat bir sejati tentu akan tahu kapan dia harus mengatakan tidak untuk tawaran gelas berikutnya. Berani mengatakan tidak bukan berarti kita menjadi kalah atau cemen seperti kata kebanyakan orang. Dengan tahu sampai di mana batasan kita kuat untuk minum, kita yang menjadi pemegang kendali terhadap cara kita mengkonsumsi minuman beralkohol. Bukan sebaliknya di mana gelas bir justru yang mengontrol kita.
Mungkin ada yang bertanya,”Gimana sih caranya kita tahu sampai mana batasan kita dalam mengkonsumi minuman beralkohol sehingga tidak mencelakai kita?” Mudah sebenarnya untuk tahu kapan kamu harus berhenti dan berani untuk menolak suguhan gelas berikutnya. Di saat kondisi fisik kamu sudah lelah, nalar mulai tidak berfungsi, serta beberapa teman sudah mulai mengeluh dengan tingkah polahmu yang cukup mengganggu, itu tandanya kamu harus berhenti. It’s not a rocket science, tapi faktanya adalah demikian. Ha! Situasi tersebut pun sering kami alami dengan beberapa teman yang terlalu banyak minum sehingga ujung-ujungnya mengganggu dan situasinya menjadi tidak menyenangkan lagi.
Supaya suasana kumpul-kumpul sambil menikmati bir tetap terjaga esensi rekreasinya, mungkin tips-tips di bawah ini dapat menjadi acuan kamu dalam menikmati bir secara bertanggung jawab dan tahu batasannya:
Jika kita memang sudah sedemikian terbukanya terhadap minuman beralkohol, alangkah baiknya jika kebiasaan dalam mengkonsumsinya juga diiringi dengan pola minum yang bertanggung jawab. Terlebih lagi dengan rencana akan diberlakukannya RUU Larangan Minuman Beralkohol oleh pemerintah. Hal semacam itu justru harus kita lawan dengan menunjukkan cara minum yang bertanggung jawab. Bayangkan jika RUU tersebut sah diberlakukan, maka bukan tidak mungkin peredaran minuman beralkohol ilegal seperti oplosan akan semakin marak beredar dan tingkat kematian orang karena minuman oplosan tersebut juga akan meningkat drastis.
Sekali lagi, ini bukan bermaksud untuk menggurui. Namun jika kita dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan minuman yang kita konsumsi, percayalah bahwa semuanya akan memiliki akhir yang menyenangkan.
Penikmat bir yang bertanggung jawab #TahuBatasnya.
Copyright Beergembira.com. All rights reserved. 2024.