Para penikmat bir pastinya sudah tahu bahwa salah satu minuman yang paling populer di dunia adalah bir. Minuman ini dibuat melalui proses yang membutuhkan ketelitian. Selain itu, minuman yang pada umumnya mengandung alkohol ini merupakan minuman terpopuler ketiga setelah air dan teh.

Menurut sejarahnya, bir juga merupakan minuman tertua di dunia. Minuman yang masih terus dikembangkan hingga sekarang ini, ternyata terdapat mitos-mitos yang tidak jelas kebenarannya. Beberapa mitos inilah yang harusnya diluruskan. Berikut ini adalah enam mitos yang melekat pada bir.

#1 Bir berbahaya bagi kesehatan

Masih banyak orang yang mempercayai bahwa bir dapat mengancam kesehatan. Sebenarnya untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat adalah mengatur gizi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Bahkan, beberapa penelitian di bidang kesehatan menyatakan bahwa bir dapat memberikan manfaat yang baik untuk tubuh. Selain itu, bir juga mengandung protein dan vitamin yang penting untuk tubuh.

Protein dan vitamin tersebut berasal dari bahan-bahan alami yang digunakan dalam proses pembuatan bir. Tentunya manfaat positif bir untuk kesehatan akan terasa jika kalian #TahuBatasnya saat mengonsumsi bir.

#2 Bir nikmat dalam keadaan dingin

Bir umumnya disajikan dalam keadaan dingin. Tentunya bir dingin akan terasa sangat segar disesap pada saat cuaca sedang panas. Tapi tahukah kamu jika bir disajikan dalam kondisi yang terlalu dingin dapat merusak cita rasa bir? Yap, karena bir akan terasa lebih nikmat disesap dalam keadaan yang tidak terlalu dingin. Dengan kondisi suhu yang pas, tentunya kekayaan cita rasa dari bir dapat terhampar dengan baik saat disesap.

#3 Bir di botol lebih baik daripada di kaleng

Sebenarnya bir dalam kemasan botol bukan merupakan jaminan bir tersebut lebih enak daripada kemasan kaleng. Malah sebaliknya, bir dalam kemasan kaleng lebih menjanjikan kualitas bir yang lebih baik. Dengan menggunakan kemasan kaleng, bir dapat terlindung dari cahaya langsung, sehingga cita rasanya lebih terjaga.

#4 Bir tak harus berbusa

Para penikmat bir harus tahu bahwa busa dari bir berperan penting untuk melindungi bir. Ketika bir dituang, udara dapat memberikan pengaruh terhadap kuantitas busa dalam gelas bir. Maka dari itu, minimnya kontaminasi udara pada bir akan memicu munculnya banyak gelembung busa. Banyaknya busa yang muncul dalam bir mengartikan bahwa bir tersebut masih segar.

#5 Ragi bahan utama bir

Ragi memang diperlukan dalam proses pembuatan bir, akan tetapi ragi bukanlah bahan utama untuk membuat bir. Ragi sendiri hanya berfungsi sebagai katalis dalam proses pembuatan bir. Dalam membuat bir, ragi bertugas untuk membantu mengonversi gula menjadi alkohol, selain itu ragi juga berfungsi untuk memunculkan cita rasa buah, dan warna keemasan khas bir juga dihasilkan oleh ragi.

Ragi disaring keluar setelah proses fermentasi selesai, hal inilah yang membuat ragi tidak dapat dianggap sebagai bahan utama bir. Kebanyakan bir terbuat dari barley dan hop. Barley berfungsi untuk membentuk gula dan enzim yang nantinya memecah protein tentunya dengan bantuan dari ragi. Sementara fungsi hop adalah menjaga dan menambahkan cita rasa pada bir.

#6 Membuat anggur jauh lebih rumit? Jangan salah.

Bir dibuat melalui proses yang cukup panjang. Layaknya anggur, ada banyak variabel yang dapat mempengaruhi rasa dan aroma bir. Mulai dari sumber air, tanah, dan iklim di lokasi produksi bir, semuanya dapat memberikan pengaruh terhadap rasa dan aroma dari produk bir.

Bir yang memiliki cita rasa tinggi dibuat melalui proses yang rumit dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Jadi intinya adalah membuat minuman dengan kualitas yang baik bukan merupakan hal yang mudah.

Apa kamu sudah pernah mendengar mengenai mitos-mitos tersebut? Lantas, sekarang siapa yang pernah mempercayai enam mitos tersebut? Selain mitos-mitos tersebut apakah kamu mengetahui mitos lainnya mengenai bir? Jika ada mitos lainnya yang kamu ketahui, jangan lupa untuk share pengetahuanmu di kolom komentar ya!

RY

Via: 360nobs