#thetwobehindthebrew: Tenggara Brewing Co.
By • Wednesday, 31 January 2024

Perkenalkan: Liz dan Leon. Mereka adalah #thetwobehindthebrew dari Tenggara Brewing Co. Pasangan suami istri ini sudah membuat bir kriya di Jakarta dalam skala kecil sejak awal tahun 2018 silam. Mereka percaya kalau bir kriya itu harus “menjadi sesuatu yang lebih indah dari seharusnya”, menjadi penghubung antara pembuat dan penikmatnya, serta memberi pandangan yang lebih luas terhadap budaya dan komunitasnya dalam berbagai bentuk.

Ada dua varian bir yang diperkenalkan Tenggara Brewing Co. sebagai rangkaian produk pertamanya. Kedua varian ini sebelumnya pernah diperkenalkan di dalam komunitas lokal di Jakarta dan disempurnakan selama tiga tahun terakhir ini––menggunakan berbagai macam kombinasi bahan, baik lokal maupun luar negeri.

Harmoni (IPA, 6.4% ABV): Versi seimbang dari gaya bir kriya klasik. Sensasi rasa biskuit dan sedikit karamel menyatu dengan rasa pahit yang tertahan. Ditambah lagi dengan aroma buah peach dan markisa yang timbul dari campuran 6 hops yang berbeda.

Limelight (Lime Gose, 4.8% ABV): Wheat beer yang dikombinasikan dengan lime lokal. Rasanya menyegarkan dan cocok dengan iklim tropis. Menurut Liz, bir ini cocok sebagai pendamping makanan yang biasanya dipadupadankan dengan es jeruk.

Seperti halnya di luar sana, produsen bir independen dan skala kecil acap kali menggunakan karya desain yang unik dan berganti tiap saatnya, bukan yang repetitif atau desain logo yang aman. Pada rilisan pertamanya, Tenggara Brewing Co. ingin membangkitkan rasa aktivitas budaya dari suatu tempat yang terkoneksi dengan pengalaman mereka. Untuk desain kemasannya sendiri dipercayakan kepada Zeeva Zenitha, seorang seniman lokal yang memiliki kecintaan terhadap animasi dan film-film animasi 2D.

Warna hijau pada kemasan Limelight, menampilkan latar wayang yang berasal dari tradisi Jawa, yang mengisahkan dongeng melalui wayang kulit dan musik gamelan. Citra warnanya selaras dengan karakteristik dari Lime Gose. Sebagai pendongeng alami, narasi wayang beresonansi dengan resep tradisional lokal yang digunakan, baik dengan karakter lama maupun baru.

Kemasan kaleng Harmoni yang menampilkan warna biru, merupakan potret dari hiruk pikuk kehidupan pasar di Jakarta serta pengalaman Liz dan Leon berdesakan di dalam bajaj dengan barang belanjaannya. Saat mereka memulai petualangannya di Jakarta, keduanya ingin memberikan penghormatan kepada kota ini dengan menampilkan kendaraan ikonik serta nama daerah Harmoni yang mencerminkan harmoni yang seimbang antara malt dan hops.

Masih ada dua varian menarik yang akan hadir lagi di tahun 2024 ini dari Tenggara Brewing Co. Jangan lupa untuk ikuti mereka di Instagram @tenggarabrewing, laman tenggarabrewing.com, serta kanal Youtube tenggarabrewing. Bersulang!

 

 

 

 

 

 

Share this :