Penikmat bir yang baik pasti akan menghabiskan bir hingga tetes terakhir dan tetap #TahuBatasnya saat ngebir kapanpun dan dimanapun. Pasti sayang banget kan kalau bir yang nikmat malah tersisa dalam gelas dan akhirnya malah terbuang.

Tiap orang tentunya mempunyai jenis bir favorit masing-masing. Ada yang suka bir non-alkohol ada pula yang menyukai bir berkarakter rasa kuat dengan kadar alkohol yang cukup tinggi.

Namun belakangan ini masyarakat di dunia lebih menyukai bir non-alkohol dan bir yang mengandung alkohol sedang. Karena itulah produsen bir lebih banyak memproduksi bir-bir dengan karakter yang ringan atau light beer.

Nah kamu tahu nggak kemana perginya sisa alkohol dari proses pembuatan bir non-alkohol dan bir beralkohol sedang? Ternyata sisa alkohol tersebut bisa di ubah menjadi bahan bakar lho! Hal tersebut dilakukan oleh salah satu perusahaan bir terbesar di dunia yaitu AB InBev.

Biasanya tiap minggu brewer mengangkut 75.000 liter alkohol sisa dari hasil pembuatan bir non-alkohol seperti Leffe Blond 0.0%, Hoegaarden 0.0% dan Jupiler 0.0%. Alkohol tersebut diangkut dari kantor pusat yang terletak di Leuven menuju ke Alcogroup, sebuah produsen bahan bakar hayati atau biofuel asal Belgia dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

Setelah alkohol tiba, Alcogroup melakukan tugasnya untuk meneliti dan mengubah alkohol tersebut menjadi bahan bakar. Ternyata mengubah alkohol menjadi bahan bakar bukan hal yang mudah lho!

Untuk menciptakan satu liter bahan bakar hayati atau biofuel dibutuhkan alkohol sisa dari 85 buah bir. Kenapa butuh bir sebanyak itu? Karena mereka menggunakan sisa alkohol dari light beer dan seperti yang kita tahu, kandungan alkohol dalam light beer cukup rendah jadi mereka membutuhkan setidaknya 85 buah bir untuk membuat 1 liter biofuel.

Semoga saja para peneliti bisa melakukan hal-hal bermanfaat seperti ini ya agar sisa-sisa dari bir yang masih bisa digunakan tidak terbuang percuma.

RY

Via: Mhlnews