3 Mitos tentang Minum Bir
By • Tuesday, 6 October 2015

Bagi sebagian orang minum bir adalah identitas diri. Cara mereka menegak minuman kesukaan mereka bisa disetarakan dengan selera pakaian. Ada yang suka makan banyak dulu sebelum minum, ada pula yang menganggap minum bir dalam jumlah banyak nggak bakalan memberikan efek mabuk. Itu semua kembali pada keinginan untuk mempresentasikan diri sebagai peminum macam apakah mereka atau kamu ini.

Meskipun begitu, akan sangat nggak bijaksana jika kita menelan bulat-bulat segala premis yang diberitakan oleh teman-teman kita. Dengan penjelasan yang lebih masuk akal, terdapat juga pengetahuan yang bisa dipertanggung jawabkan. Berikut ini adalah lima mitos dalam kegiatan menikmati bir dan fakta dibaliknya.

Mitos #1 : Makanan memperlambat kinerja penyerapan alkohol.

Kita percaya bahwa mengonsumsi bir sewaktu perut kosong akan membuat kita cenderung lebih cepat mabuk. Ini berdasarkan fakta kalau saluran pencernaan kita berperan penting terhadap apapun yang serap. Maka banyak orang yang kelihatan ingin ‘tahan banting’ dalam hal minum mengkonsumsi seporsi besar mie yamin sebelum pergi ke bar.

03

Faktanya :  Makan dalam jumlah banyak nggak ada pengaruhnya dalam memperlambat kinerja alkohol. Ini bukan lagi berkaitan dengan saluran pencernaan saja tapi juga ginjal. Ingat nggak kalau ginjal Cuma bisa mengolah satu jenis minuman setiap jamnya? Nah, lebih banyak konsumsi alkohol bakalan membuatmu lebih cepat mabuk nggak peduli seberapa banyak kamu makan mie yamin sebelumnya.

Mitos #2 : “Gue Cuma minum bir. Nggak bakalan mabuk lah…”

Bir dipercaya sebagai minuman dikala santai. Maka biasanya orang cenderung mengonsumsi minuman ini lebih banyak ketimbang minuman lainnya yang lebih keras. Toh alkoholnya Cuma berapa persen, ye kan?

02

Faktanya : Yang kamu remehkan bisa membuat kamu jatuh. Bir tetaplah minuman yang memiliki kadar alkohol. Meskipun kecil, minuman ini jelas bukan tipe minuman yang bisa kamu konsumsi sebelum menyetir kendaraan. Ingat efek dari minum bir? Yes, ia akan membuatmu merasa rileks serta kurang awas. Tindakan yang lebih bijaksana barangkali kenali batasan minummu. Toleransi minum satu orang dengan yang lain memang berbeda, tapi kalau memang membawa kendaraan, sebaiknya dikurangi atau lebih baik pulang menggunakan taxi.

Mitos #3 : “Nggak apa-apa minum waktu minum obat. Nggak ada efek sampingnya, kok!”

Sewaktu sakit, kamu merindukan kegiatan akhir pekanmu di bar. Barangkali minum bir nggak ada salahnya. Toh, kamu sudah pernah mencobanya. Meskipun kamu memang sedang mengkonsumsi obat-obatan untuk menjinakkan hidung melermu.

04

Faktanya : Bir ditambah dengan konsumsi obat-obatan bisa menimbulkan efek yang kurang baik untuk badanmu. Kalau memang nggak tertahan lagi, mungkin kamu bisa tetap meminum bir. Namun ini harus dalam pengawasan dokter apalagi kalau kamu memang perlu pengobatan untuk penyakitmu. Juga, ingat bahwa minum sewaktu mengonsumsi obat hanya akan memperkuat efeknya untuk badanmu.

Jadi, tetaplah awas dan bertanggung jawab dalam minum bir!

LR

Share this :