4 Fakta Menarik Mengenai Bir dalam Kaitannya dengan Pajak di Seluruh Dunia
Pembicaraan mengenai bir cenderung selalu menjadi meluas sebelum akhirnya mengerucut. Kamu bisa saja membahas hal-hal umum seperti pada suhu berapa tepatnya bir baik disajikan di satu jam pertama kamu membicarakan bir bersama teman. Di jam kedua, bisa jadi kamu dan temanmu berdebat sengit mengenai pandangan Benjamin Franklin terhadap bir yang adalah bukti cinta Tuhan terhadap umat manusia. Terlepas dari jawaban apapun yang muncul, pembicaraan tentang atau fakta bir selalu mengundang rasa penasaran lebih.
Kami di Beergembira mengerti betul hal itu, oleh karenanya kami berhasil merangkum beberapa fakta bir yang jauh lebih spesifik dan mengusung tema pajak. Siapa tahu sehabis membaca artikel ini kamu bakalan lebih cakap dalam berbicara di bar dan membuat semua mata terpana akan betapa pintarnya dirimu mengenai bir. Cek di bawah ini ya!
- Mesir merupakan peradaban pertama yang memungut pajak dari bir. Ratu Cleopatra memberlakukan pajak untuk bir demi mencegah mabuk di publik. Meski pernyataan tersebut datang dari Cleopatra sendiri, pajak yang ia berlakukan dipercayai dipakai untuk mendanai perang dengan Roma.
- Di tahun 1695, Inggris Raya menaikkan pajak untuk bir, membuat gin menjadi minuman beralkohol termurah di negara tersebut. Gin dikenakan pajak 2d (sekitar 2 pennies) per gallon, sementara bir dikenakan ajak 4 shillings 9d (sekitar 57 pennies) per gallon. Perbedaan harga ini dinilai merupakan akar permasalahan minum serius di negara tersebut pada abad ke 18, terutama untuk orang miskin.
- Bir Jerman sering diberikan label “Gebraut nach dem Bayerischen Reinheitsgebot von 1516” yang jika dialihbahasakan menjadi “dibrew menurut Bavarian Purity Law of 1516”. Hukum ini awalnya melimitasi bahan-bahan yang bisa dibuat menjadi bir di Jerman (barley malt, hops, ragi, dan air) dan memperbolehkan pemerintah untuk memberikan pajak untuk bir.
- Arthur Guinness II, bapak dari Guinness stout mengubah resep bir keluarga dengan menuliskan unmalted roasted barley daripada black malt. Unmalted barley ini belum termasuk dalam daftar obyek yang mendapatkan pajak lebih. Hal ini membuat Guinness lebih mudah mendapatkan bahan baku dan menciptakan rasa unik. Di akhir abad ke 19, Guinness berhasil menjadi brewery terbesar di Eropa.
LR