Menikmati Musik dan Bir Ala Deadhead
By • Wednesday, 15 July 2015

The Music never stopped. Lagu blues persembahan The Grateful Dead di tahun 1975 itu cukup mengekspresikan alasan mengapa seseorang membutuhkan musik sebagai terapi. Tidak ada yang meragukan kalau musik- apapun genrenya- memang gampang nyangkut di dalam kepala, ya seolah-olah hanya ada tombol repeat yang terus menyala. Seperti kita boleh saja sengaja melupakan nama seseorang di persimpangan jalan namun ritme lagu dalam setiap momen tetap akan berputar. Mungkin itu sedikit insight yang emosional soal interaksi bersama musik. Tapi kurang lengkap rasanya jika membicarakan musik tanpa bir atau membicarakan bir tanpa musik- vice versa.

Sam Calagione, presiden brewery Dogfish Head adalah salah seorang yang memiliki hubungan mind blowing dengan bir dan musik. Ia berasumsi bahwa sebotol bir dapat terasa seperti sebuah lagu sehingga munculah gagasan-gagasan untuk membuat produk beer-band. Nama-nama besar di dunia musik seperti Pearl Jam, Miles Davis, dan Robert Johnson pernah diabadikannya dalam sebuah botol bir.

grateful to be dead

Musim semi dua tahun silam, Dogfish Head merilis bir Grateful Dead yang terinspirasi dari American Beauty pale ale, dikombinasikan dengan resep ala Deadhead. Sebelum membuat American Beauty, Dogfish menghubungi para fans dan menerima 1500 suara yang memilih organic granola sebagai salah satu bahan utamanya. Sementara tahun ini, Dogfish merilis kembali bir tersebut dengan label baru demi menyambut pertunjukan Fare Thee Well di California dan Chicago.

the grateful dead beer

Jadi, benarkah sebotol bir dapat terasa seperti sebuah lagu?

Cobalah nikmati keduanya pada saat yang bersamaan. Ajak kawan atau pasangan dengan selera musik yang sama untuk menemanimu. Lalu, biarkan musik dan bir saling berinteraksi di dalam kepala. Ketika mereka bersentuhan, seharusnya tidak akan ada lagi kesenjangan yang menganggu suasana. Akhiri sesi minum dengan bersulang atas nama bir dan musik.

Via: Stuff

MM

Share this :