When Beer Meets Honey & Wine
By • Wednesday, 27 January 2016

Experimen bersama bir sudah ditekuni sejak zaman primitif. Dahulu, manusia menggunakan bahan fermentasi alami untuk menciptakan kandungan alkohol pada bir yang mereka inginkan. Dan madu dianggap sebagai pemanis paling istimewa yang bisa digunakan untuk membuat jenis bir apa saja. Madu tidak hanya meningkatkan kandungan alkohol tapi juga meringankan rasa pahit dari bunga hop.

Resep fermentasi dari madu pertama kali digunakan untuk membuat mead atau bisa juga disebut honey wine. Mead merupakan minuman hasil fermentasi madu dengan air. Seperti bir, mead terkadang dipadukan dengan buah-buahan, rempah-rempah, biji gandum dan bunga hop. Namun kandungan alkohol pada mead terbilang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bir. Biasanya sekitar 8 hingga 20% ABV. Mead dianggap sebagai minuman para dewa yang juga dinikmati oleh bangsa Norwegia dan kesatria abad pertengahan.

Pada abad ini pula, brewers terdahulu mempertemukan bir dengan madu dan wine. Kolaborasi dari ketiganya ternyata menghasilkan resep minuman yang begitu menggiurkan bernama Braggot. Dibuat dengan memadukan bir dan mead, Braggot merupakan jenis bir kuno yang kini dihidupkan lagi oleh industri craft beer.

Kata Braggot berasal dari Welsh. Brag berarti malt dan got berarti honeycomb. Secara tradisional Braggot diracik dari 50% madu dan 50% malt. Madu tersebut akan menyatu dengan bir pada saat proses fermentasi atau madu bisa ditambahkan saat proses bir direbus. Di kedai minuman jaman dulu bahkan Braggot bisa langsung dibuat hanya dengan mencampur bir , mead dan rempah-rempah. Meracik Braggot membutuhkan komposisi yang tepat sebab kualitas rasa bunga hops, madu dan rempah-rempahnya harus terasa seimbang.

Tampilan warna Braggot bervariasi dari gelap hingga terang, tergantung jenis madu dan gandum apa yang digunakan. Kandungan alkohol yang terkandung pada Braggot berkisar antara 6-13 %.

Ada di sini yang sudah mencoba perpaduan dari bir, madu dan wine?

Via: Eater

MM

Share this :