Starbucks Akan Menghentikan Penjualan Bir di Outlet-outletnya!
By • Tuesday, 10 January 2017

Bagi kalian yang telah menunggu-nunggu kapan Starbucks bisa membawa bir ala mereka ke semua outletnya di Indonesia, siap-siaplah kecewa. Pasalnya, Starbucks akan menyetop penjualan bir dan wine 400 outlet toko di Amerika Serikat minggu depan sebagai penutupan program “sore” yang telah terkenal beberapa waktu belakangan ini.

starbucks-alcohol

Salah satu gerai Starbucks yang menjalankan program “evening”, penjualan bir dan minuman beralkohol lainnya.

Franchise kopi satu ini mengatakan jika program “Starbucks Evening” di 439 toko yang mereka miliki di Amerika Serikat akan ditutup pada tanggal 10 Januari 2017. Meski demikian, beruntung bagi orang-orang di Amerika Serikat, sekitaran 9 toko berlisensi khusus atau yang berada di luar negeri tetap menyediakan program tersebut.

Madeleine Löwenborg-Fric yang menangani public affair untuk Starbucks Coffee Kanada mengatakan bahwa program “evening” atau “sore” ini akan tetap dilanjutkan di 3 lokasi toko Toronto dan pada sebuah outlet baru di Ottawa’s Byward Market, dengan rencana memperluas area sampai ke tempat lain di Kanada pada masa mendatang.

Program “evening” ini sendiri pertama kali di tes pada tahun 2010 dekat kantor pusat Starbucks yang berlokasi di Seattle, dan telah diperluas sebagai jalan untuk menaikkan jumlah penjualan kopi setelah jam sibuk di pagi hari. Selain dilengkapi dengan bir dan minuman beralkohol lainnya, menu sore Starbucks juga menampilkan beberapa makanan seperti bacon wrapped.

Starbucks mengatakan di tahun 2014 bahwa franchise tersebut tengah berencana untuk merambah pasar minuman beralkohol lewat beribu-ribu outletnya yang tersebar di dunia. Sekarang, franchise tersebut berkata jika mereka akan mengintegrasi bir dan wine kepada format retail yang lebih mewah lagi seperti toko roastery.

Jadi, jika kamu ingin sekali mencicipi bir ala Starbucks yang telah digembar-gemborkan selama beberapa waktu belakangan ini, pergilah ke Kanada. Tentunya, kamu harus merogoh kocek yang lebih besar demi hal tersebut. Hal ini pastinya akan bermuara pada satu pertanyaan: is it worth it?

LR

Via : CBC

Share this :