Pada dasarnya, bir bukanlah minuman yang berasal dari Indonesia. Tapi, bicara tentang bir di Indonesia, masuknya sendiri sudah sejak tahun 1929 ketika Belanda mendirikan sebuah brewery di Surabaya. Sejarahnya pernah kami ceritakan di sini.

Sembilan puluh tahun berlalu, dan perkembangan bir di Indonesia pun maju – utamanya selama sekitar lima tahun belakangan ini. Dulunya, kebanyakan, jajaran botol bir di resto dan bar di Indonesia hanya berkisar di pilihan pilsner dan stout. Namun belakangan ini, pilihan jenis birnya mulai semakin banyak karena berbagai merek bir yang diimpor ke sini bisa terdiri dari varian yang cukup variatif. Nah, kurang lebih tiga tahun belakangan ini, tren bir kriya yang sudah menjamur di manca negara, akhirnya mulai merambah ke Indonesia juga. Beberapa importir mulai mengimpor bir kriya. Pasar yang tadinya sangat kecil, perlahan mulai membesar. Lidah penikmat pilsner dan stout, mulai menikmati jenis lain; pale ale, dark lager, porter, saison, dan lainnya. Menarik. Karena, dari sini Beergembira mulai menemukan kumpulan penikmat bir kriya. Termasuk akhirnya, menemukan mereka yang suka membuat birnya sendiri. Tadinya, home brewers ini didominasi oleh para ekspatriat. Tapi belakangan, kami menemui bahwa banyak juga WNI yang juga membuat sendiri birnya untuk konsumsi pribadi.

Salah satu importir bir kriya, Beervana Indonesia, lantas berinisiatif membuat kompetisi bagi para pembuat bir rumahan ini. Tujuannya tak lain adalah mencari dan membuat resep bir Indonesia. Yes, bir lokal buatan Indonesia yang resepnya menggunakan salah satu bahan dari Indonesia, dan dibuat oleh brewer asal Indonesia! Kompetisi bertitel The Brewing Project Indonesia ini proses penjurian serta pengumuman pemenangnya akan diadakan hari Sabtu (2/2) mendatang. Hmmm… Jadi penasaran kan, siapa pemenang yang resep birnya akan dijadikan acuan produksi di sebuah brewery di New Zealand untuk kemudian kembali dipak dan dikirim untuk dijual kembali ke Indonesia nantinya ini?