Ternyata Bir Sempat Dilarang di Islandia!
By • Monday, 4 March 2019

Beberapa hari yang lalu, orang Islandia merayakan akhir dari pelarangan bir yang pernah terjadi di sana. Tepatnya orang Islandia Perayaan tersebut bertajuk Beer Day.

”Bir sempat dilarang di Islandia selama 74 tahun. Namun minuman beralkohol lainnya diperbolehkan. Akhirnya setelah beberapa tahun tanpa bir, pada tanggal 1 Maret 1989 bir di Islandia tidak lagi dilarang.

Pelarangan bir berakhir setalah tujuh tahun mengalami permasalahan ekonomi. Spanyol menolak untuk membeli barang dagang ekpor terbesar di Islandia yaitu ikan. Spanyol hanya mau membeli ikan jika Islandia membeli anggur dari Spanyol.

Menurut ahli sejarah sekaligus penggemar bir yang bekerja paruh waktu di School of Beer yaitu Stefan Palsson, pada tahun 1933 orang Islandia tidak begitu peduli terhadap bir. “Mereka minum untuk mabuk, dan bir kurang efisien terhadap hal tersebut,” kata Palsson.

Penyalahgunaan alkohol merupakan masalah yang kerap terjadi di Islandia. Satu dari sepuluh orang di atas usia 15 tahun dilaporkan pernah menjalani pengobatan terhadap alkohol setidaknya sekali, data tersebut menurut pusat perawatan kecanduan, SAA.

Banyak orang Islandia yang setuju terhadap kebijakan pemerintah setempat terhadap penjualan alkohol untuk mengurangi tingkat pecandu alkohol. Bahkan pajak untuk semua jenis minuman beralkohol termasuk bir dipatok cukup tinggi.

Sudut pandang orang Islandia terhadap bir mulai berubah pada tahun 1970, ketika banyak orang Islandia yang berlibur ke pantai-pantai di Eropa dan menikmati bir di sana. Namun pada tahun 1988 masih banyak orang Islandia termasuk politisi di sana yang menolak jika pelarangan bir dihentikan.

Steingrimur Sigfusson, jubir parlemen menyatakan bahwa pada waktu itu masyarakat Islandia takut terhadap perubahan. Tidak jarang yang berpendapat jika bar menjual bir maka akan terjadi perubahan yang lebih buruk di masyarakat.

Sigfusson sendiri mendukung untuk tetap melarang alkohol. Ia tetap berkeinginan agar Islandia tetap melarang bir untuk membatasi jumlah penyalahgunaan alkohol oleh anak-anak di bawah umur. “Prediksi terburuk memang tidak pernah terjadi, namun peminum di bawah umur terus meningkat,” kata Sigfusson.

Pada saat pelarangan bir berakhir, empat bar yang terletak di Reykjavik dipenuhi dengan peminum yang merasa bahagia. Pernah pada suatu hari sekitar 260.000 orang Islandia membeli 340.000 kaleng bir di toko-toko alkohol yang dikelola oleh pemerintah.

Wah ternyata Islandia memiliki sejarah mengenai bir yang cukup unik ya! Jika di Islandia bir dipatok dengan harga tinggi, maka hal tersebut sangat berbeda dengan Vietnam yang mematok harga bir paling murah se Asia Tenggara. Kalau kamu mau tahu alasan kenapa bir di Vietnam murah, klik di sini ya!

Jangan lupa share artikel ini agar penggemar bir lainnya juga tahu berita tentang bir di dunia. Cheers!

RY

Via: VOALearningEnglish

Share this :